SuaraJawaTengah.id - Jawa Tengah ternyata memiliki Selat Muria. Fakta-fakta juga ditunjukan dari beberapa temua situ hewan purba di Kudus, Pati, hingga Grobogan.
Menyadur dari Solopos.com, sejarah mencatat bahwa Selat Muria adalah wilayah penting di Jawa Tengah. Perairan itu memisahkan Pegunungan Muria dan Pulau Jawa yang menjadi cikal bakal munculnya wilayah daratan yang kini merupakan pesisir pantai utara Jawa Tengah.
Hal ini dibuktikan melalui hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang geologis melalui buku berjudul Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa: Peralihan dari Majapahit ke Mataram.
Buku itu menyinggung tentang selat Muria ketika menggambarkan ekologi letak Kerajaan Demak yang ada di bibir pantai selat, yang memisahkan Pegunungan Muria dari Jawa.
Selat Muria merupakan perairan purba yang kemudian mengalami pendangkalan dari proses sedimentasi material beberapa sungai yang bermuara di daerah yang sekarang disebut Grobogan, Demak, Kudus, dan Pati. Selain itu pendangkalan itu juga disebabkan karena longsoran letusan Gunung Muria.
Sedimentasi Selat Muria yang membuat Gunung Muria dan Pulau Jawa menyatu terjadi pada abad ke-17. Sebelumnya, perairan Selat Muria menjadi jalur perdagangan dan transportasi yang ramai dilewati kapal-kapal dagang dari berbagai wilayah. Perairan ini menghubungkan kota-kota besar di Jawa bagian barat dan timur.
Berdasarkan catatan sejarah, sedimentasi Selat Muria terjadi sejak abad ke-13 yang ditandai dengan penyusutan aliran air. Material sedimentasi itu diperkirakan berasal dari Kali Jragung, Tuntang, Serang, Lusi dan Juwana yang membawa material tanah dan bebatuan sehingga perairan selat berubah menjadi daratan.
Pada awal abad ke-15, Selat Muria sudah menjadi perairan sempit. Walau demikian, selat ini merupakan jalur dagang dan transportasi yang ramai dilalui kapal pada abad itu.
Pada abad ke-16, Selat Muria menjadi pelabuhan Kerajaan Demak. Namun akibat sedimentasi yang terjadi terus-menerus, perairan tersebut semakin dangkal dan hanya terendam air saat laut pasang. Diperkirakan pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17, Selat Muria akhirnya menjadi daratan hingga sekarang
Baca Juga: Buntut Pelanggaran Brutal, PPSM Magelang Tuntut PSSI Jateng Larang Wasit Doma Bertugas
Bukti perairan ini merupakan model dari pemprosesan citra satelit, bukti arkeologi, peninggalan budaya masyarakat pesisir masa lampau dan bukti paleontologi menjadi dasar bahwa wilayah tersebut pernah tertutupi oleh air laut, sehingga saat itu kota-kota Pantura yang sekarang bernama Pati, Kudus, dan Jepara kemungkinan masih berada di bawah laut pada masa keberadaan Selat Muria.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota