SuaraJawaTengah.id - PT Semen Gresik (PTSG) dan Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Provinsi Jawa Tengah menjalin sinergi dalam upaya optimalisasi pembuatan bata interlock atau bata lego untuk pemberdayaan masyarakat di Desa Mrisi, Kabupaten Grobogan, baru-baru ini. Bentuk dukungan PTSG berupa pengiriman praktisi untuk memberikan pelatihan produksi bata interlock.
Pembekalan pembuatan bata interlock yang diikuti oleh puluhan peserta ini sebagai bentuk sinergi guna mendorong kemandirian ekonomi desa dan menekan angka kemiskinan masyarakat yang tinggal di sekitar area pertambangan batu kapur.
Kepala Dinas ESDM Jateng Sujarwanto Dwiatmoko melalui Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Kendeng Selatan Teguh Yudi Pristiyanto menandaskan, bata interlock yang berasal dari limbah batu kapur, memiliki peluang dan potensi ekonomis yang dapat dimanfaatkan masyarakat.
Menurutnya, pelibatan Semen Gresik sebagai tenaga pemateri dalam inovasi dan teknologi pembuatan bata interlock ini, diharapkan memberikan dampak luas, salah satunya memberikan nilai ekonomi dan sosial untuk kesejahteraan masyarakat. Lanjut Sujarwanto, ada tiga hal strategis yang disinergikan bersama PTSG, yaitu mengelola bahan tambang yang baik, menjaga lingkungan dengan baik, dan harus bisa memakmurkan warga di sekitar lokasi tambang.
Kepala Unit Komunikasi dan CSR PTSG Dharma Sunyata menegaskan, pihaknya akan berpartipasi aktif mendukung program Pemerintah dalam menggerakan roda dunia usaha masyarakat demi percepatan pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi.
"Semen Gresik hadir dan berkomitmen memberikan pendampingan kepada peserta pelatihan dalam menghasilkan produk bata interlock yang mengacu standar nasional. Tujuannya agar produk yang nantinya dijual dapat berkualitas unggul dan laku di pasaran," kata Dharma dalam siaran persnya, Rabu, (17/11/2021).
Dharma juga menjelaskan, bata interlock memiliki banyak keunggulan karena bata ini mirip dengan lego (permainan bongkah plastik) sehingga ada bagian yang saling mengunci dan menguatkan sehingga bangunan menjadi kokoh. Namun sayang, ketersediaan smart material ini masih sangat terbatas.
Harapannya, kata Dharma, pelatihan dari tenaga ahli berpengalaman PSTG dapat memberikan peningkatan SDM di bidang pembuatan bata interlock dan membuka peluang bagi pelaku usaha produk ini untuk memperluas pasar.
‘’Selain itu, keuntungan lainnya adalah biaya produksi bata interlock juga lebih ekonomis dari bata yang terbuat dari tanah liat. Lalu hemat material, tahan gempa, serta ramah lingkungan karena tidak memerlukan proses pembakaran,’’ pungkasnya.
Baca Juga: Peringati Maulid Nabi dan Hari Santri 2021, Semen Gresik Gelar Istighosah
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Lewat RUPSLB, BRI Optimistis Perkuat Tata Kelola dan Dorong Kinerja 2026
-
Kinerja Berkelanjutan, BRI Kembali Salurkan Dividen Interim Kepada Pemegang Saham 2025
-
Ini Tanggal Resmi Penetapan UMP dan UMK Jawa Tengah 2026: Siap-siap Gajian Naik?
-
Melalui BRI Peduli, BRI Hadir Dukung Pemulihan Korban Bencana di Sumatra
-
Mitigasi Risiko Bencana di Kawasan Borobudur, BOB Larang Pengeboran Air Tanah dan Penebangan Masif