SuaraJawaTengah.id - Pandemi COVID-19 akan menggeser tren atau minat para wisatawan. Tempat-tempat yang menimbulkan kerumunan atau keramaian pastinya akan mulai dihindari para pelancong.
Ketua Pelatihan Sumber Daya Manusia di Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Alexander Nayoan mengatakan, wisata alam atau di luar ruangan diprediksi masih menjadi tren yang berlaku di kalangan pelancong tahun 2022.
"Orang-orang akan mencari lokasi dan pengalaman yang beda dengan outdoor travel experience," kata Alexander dikutip dari ANTARA, Selasa (30/11/2021).
Wisata alam juga masih akan digandrungi karena turis-turis bisa menikmati udara segar, mendapatkan pengalaman yang sehat dan aman karena berada di luar ruangan.
Baca Juga: Heboh Varian Omicron: Mengapa Virus Corona Terus Bermutasi?
Alexander mengatakan, pelaku pariwisata harus memperkaya pengalaman wisatawan di luar ruangan demi menarik minat orang-orang yang sudah rindu berlibur.
PHRI juga memprediksi orang-orang masih mempraktikkan gaya liburan yang makin marak sejak pandemi, yakni bepergian dalam grup kecil berisi orang-orang terdekat.
Wisatawan saat pandemi semakin senang membuat rencana perjalanan sendiri, termasuk memesan sendiri akomodasi dan tiket melalui biro perjalanan daring. Oleh karena itu, perusahaan yang bisa berkembang saat ini adalah yang telah beradaptasi di era digital.
Wisatawan yang melakukan perjalanan antarkota atau antarprovinsi melalui jalan darat juga diperkirakan bakal meningkat karena infrastruktur yang semakin baik.
Perjalanan wisatawan lewat darat yang kian diminati adalah kabar gembira, katanya, sebab ada pemerataan pendapatan untuk pelaku pariwisata yang dilewati selama perjalanan.
Baca Juga: Tak Melulu Soal Industri, Ini 3 Wisata Karawang yang Bisa Anda Kunjungi!
"Dengan bergerak naik kendaraan, mereka jajan dulu di kiri kanan sebelum mencapai tujuan," katanya.
Wisatawan nusantara masih akan menjadi penggerak utama dibandingkan wisatawan mancanegara. Bila situasi kondusif, wisatawan dari Australia diprediksi akan mulai datang pada pertengahan 2022 berbarengan dengan libur sekolah setempat, sementara wisatawan dari China mungkin datang lebih lambat karena negaranya masih menata berbagai aspek agar tetap aman bila warganya bepergian.
"Ini semua tentunya tergantung dari aturan pemerintah negara masing-masing, mengizinkan orang bepergian kemana dan berapa lama," katanya.
Berita Terkait
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Dharma Pongrekun Sebut Penyebab Tanah Abang Sepi Akibat Pandemi Covid-19
-
Kawal Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid-19, 10 Tahun Jokowi Catat Kemajuan Pesat Bidang Telemedicine
-
Datangi The Nice Funtastic Park, Wisata Alam sekaligus Edukatif di Cianjur
-
Sejuknya Wisata Gunung Pancar, Opsi Tempat Camping Singkat di Akhir Pekan
Tag
Terpopuler
- Mees Hilgers: Saya Hampir Tak Melihat Apa Pun Lagi di Sana
- Coach Justin Semprot Shin Tae-yong: Lu Suruh Thom Haye...
- Jurgen Klopp Tiba di Indonesia, Shin Tae-yong Out Jadi Kenyataan?
- Saran Pelatih Belanda Bisa Ditiru STY Soal Pencoretan Eliano Reijnders: Jangan Dengarkan...
- Elkan Baggott Disuruh Kembali H-1 Timnas Indonesia vs Arab Saudi: STY Diganti, Lu Bakal Dipanggil
Pilihan
-
Emas Antam Terus Meroket, Hari Ini Seharga Rp1.498.000/Gram
-
Wakil Kepala Danantara Masih Rangkap Jabatan Dirut BUMN, Emang Boleh?
-
Media Arab: Gol Pertama Marselino Ferdinan Tidak Sah!
-
Hyundai All New Santa Fe Langsung Jadi Juara SUV Hybrid, Honda CR-V Minggir Dulu
-
Begini Tampang Sedih Pemain Arab Saudi usai Dipecundangi Timnas Indonesia
Terkini
-
Pengamat UIN Walisongo Ungkap Dampak Politik Uang: Dari Korupsi hingga Praktik 'Balas Jasa'
-
Semarang Diguyur Hujan Ringan, BMKG Imbau Warga Waspada
-
Pilwalkot Semarang 2024: Mungkinkah Tanpa Money Politics?
-
Hujan Ringan Diprakirakan Guyur Semarang, BMKG Imbau Warga Tetap Waspada
-
Fitnah Pilkada Jateng, 4 Akun Medsos Dilaporkan Tim Luthfi-Yasin!