Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 02 Desember 2021 | 21:59 WIB
Bencana angin puting beliung terjadi di Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, Kamis (2/12/2021) sekitar pukul 16.00 WIB. [Instagram @magelang_raya]

SuaraJawaTengah.id - Sedikitnya lima rumah dan dua tempat ibadah rusak akibat angin puting beliung di Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, Kamis (2/12/2021) sore.

Angin puting beliung terjadi di Desa Wanutengah dan Kelurahan Parakan Wetan, Kecamatan Parakan sekitar pukul 15.50 WIB. Atap parkiran masjid Mujahidin di Lingkungan Panjangsari Lama RT 04/RW 07 rusak ringan.

Atap 5 rumah dan sebuah gereja di Kelurahan Parakan Wetan juga rusak disapu puting beliung. Dilaporkan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung, Toifur Hadi mengatakan, pihaknya masih mendata kerusakan akibat puting beliung. Terutama kerusakan di Dusun Mulyosari, Desa Wanutengah, Kecamatan Parakan.

Baca Juga: Angin Kencang Terjang Permukiman Warga Sidoarjo, Belasan Rumah Rusak

“Kami masih melakukan pendataan. Belum selesai, ini baru data awal. Kami masih di lapangan melakukan pengecekkan dan pendataan rumah yang rusak. Posisi masih di Dusun Mulyosari, Desa Wanutengah,” kata Toifur Hadi.

Menurut Toifur Hadi, puting beliung diikuti angin kencang berlangsung hingga pukul 17.20 WIB. Tidak ada korban jiwa, namun kejadian ini menyebabkan warga panik.

Saksi mata mengaku melihat awan hitam membentuk lingkaran di langit, sesaat sebelum terjadi puting beliung. Priyo (35 tahun) yang sedang melintas di Jalan Raya Parakan-Temanggung dikejutkan datangnya angin besar.
Angin kencang yang berhembus dari utara ke selatan mengangkat atap rumah warga.

“Saat sampai lokasi cuaca langit gelap. Ada awan gelap seperti membentuk lingkaran. Saya sempat berhenti dan tiba-tiba ada angin kencang, ternyata puting beliung. Orang-orang panik,” kata Priyo.

Selain menerbangkan atap rumah, puting beliung juga merusak tembok rumah Antonius (40 tahun), warga Lingkungan Panjangsari Lama RT 04/RW 07. Total kerugian akibat bencana angin puting beliung ditaksir mencapai Rp 17 juta.

Baca Juga: Angin Puting Beliung Hampir Terbangkan Pengunjung dan Pemilik Warung Makan

Bencana puting beliung disebabkan perbedaan tekanan udara sangat besar di sekitar awan komulonimbus. Perbedaan tekanan udara itu menyebabkan angin kencang berputar keluar dari awan dengan kecepatan lebih dari 34 knot atau 64 kilometer per jam.

Puting beliung umumnya terjadi pada masa peralihan musim atau pancaroba. Angin puting beliung biasanya terjadi sore hari antara pukul 12.00 hingga 18.00.

Potensi terjadinya puting beliung biasanya ditandai teriknya matahari pada pagi hingga siang hari. Naiknya suhu permukaan tanah menyebabkan perubahan drastis tekanan udara yang memicu puting beliung.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Load More