SuaraJawaTengah.id - Sedikitnya lima rumah dan dua tempat ibadah rusak akibat angin puting beliung di Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, Kamis (2/12/2021) sore.
Angin puting beliung terjadi di Desa Wanutengah dan Kelurahan Parakan Wetan, Kecamatan Parakan sekitar pukul 15.50 WIB. Atap parkiran masjid Mujahidin di Lingkungan Panjangsari Lama RT 04/RW 07 rusak ringan.
Atap 5 rumah dan sebuah gereja di Kelurahan Parakan Wetan juga rusak disapu puting beliung. Dilaporkan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung, Toifur Hadi mengatakan, pihaknya masih mendata kerusakan akibat puting beliung. Terutama kerusakan di Dusun Mulyosari, Desa Wanutengah, Kecamatan Parakan.
“Kami masih melakukan pendataan. Belum selesai, ini baru data awal. Kami masih di lapangan melakukan pengecekkan dan pendataan rumah yang rusak. Posisi masih di Dusun Mulyosari, Desa Wanutengah,” kata Toifur Hadi.
Menurut Toifur Hadi, puting beliung diikuti angin kencang berlangsung hingga pukul 17.20 WIB. Tidak ada korban jiwa, namun kejadian ini menyebabkan warga panik.
Saksi mata mengaku melihat awan hitam membentuk lingkaran di langit, sesaat sebelum terjadi puting beliung. Priyo (35 tahun) yang sedang melintas di Jalan Raya Parakan-Temanggung dikejutkan datangnya angin besar.
Angin kencang yang berhembus dari utara ke selatan mengangkat atap rumah warga.
“Saat sampai lokasi cuaca langit gelap. Ada awan gelap seperti membentuk lingkaran. Saya sempat berhenti dan tiba-tiba ada angin kencang, ternyata puting beliung. Orang-orang panik,” kata Priyo.
Selain menerbangkan atap rumah, puting beliung juga merusak tembok rumah Antonius (40 tahun), warga Lingkungan Panjangsari Lama RT 04/RW 07. Total kerugian akibat bencana angin puting beliung ditaksir mencapai Rp 17 juta.
Baca Juga: Angin Kencang Terjang Permukiman Warga Sidoarjo, Belasan Rumah Rusak
Bencana puting beliung disebabkan perbedaan tekanan udara sangat besar di sekitar awan komulonimbus. Perbedaan tekanan udara itu menyebabkan angin kencang berputar keluar dari awan dengan kecepatan lebih dari 34 knot atau 64 kilometer per jam.
Puting beliung umumnya terjadi pada masa peralihan musim atau pancaroba. Angin puting beliung biasanya terjadi sore hari antara pukul 12.00 hingga 18.00.
Potensi terjadinya puting beliung biasanya ditandai teriknya matahari pada pagi hingga siang hari. Naiknya suhu permukaan tanah menyebabkan perubahan drastis tekanan udara yang memicu puting beliung.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Lelang on The Street, BRI Sapa Warga di CFD Blora, Kenalkan Peluang Investasi dan Kemudahan BRImo
-
La Suntu Tastio: Layanan Digital BRI Membuat Pengelolaan Keuangan Usaha Jadi lebih Praktis
-
Kolaborasi Lintas Budaya, BRI dan PSMTI Jawa Tengah Gelar Pengajian Kebangsaan di MAJT Semarang
-
Konektivitas Aceh Pulih, Kementerian PU Janjikan Jembatan Permanen
-
Urat Nadi Aceh Pulih! Jembatan Krueng Tingkeum Dibuka, Mobilitas Kembali Normal