Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 07 Desember 2021 | 08:49 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan orasi ilmiah di Seminar Institut Pemeriksa Keuangan Negara (IPKN), secara virtual, Jakarta, Selasa (22/6/2021). - (ist)

SuaraJawaTengah.id - Baru-baru ini muncul sebuah survei yang mengatakan jika tingkat kepercayaan publik ke polisi disebut meningkat mendadak menuai perhatian publik. 

Bahkan dalam survei tersebut juga lembaga kepolisian berhasil mengalahkan penegak hukum lainnya. Termasuk lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Hal tersebut diketahui dari cuitan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo di akun twitternya. 

"Kemarin, saya mendapatkan kabar dari Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia bahwa kepercayaan publik kepada Polri meraih 80,2%," buka Sigit melalui akun @ListyoSigitP.

Baca Juga: Oknum Polisi Dibalik Kasus Bunuh Diri Novia Widyasari, Kapolri Listyo Sigit Bereaksi

Lantas pria yang baru memimpin Korp Bhayangkara sejak 27 Januari 2021 itu mengaku bangga. Karena pencapaian tersebut merupakan prestasi terbaik dalam 10 tahun terakhir. 

"Ini semua tentunya dapat kami raih berkat dukungan dari masyarakat," jelasnya. 

Sontak saja cuitan Jenderal Sigit tersebut langsung dibanjiri komentar warganet. Tak sedikit dari mereka yang justru memberikan komentar menohok. 

Warganet seakan tak percaya dengan survei yang menyebut tingkat kepercayaan publik ke polisi meningkat. Padahal belakangan ini tagar PERCUMALAPORPOLISI kerap kali menggema di media sosial. 

Hal tersebut tak terlepas dari serangkaian viralnya sejumlah kasus yang menimpa oknum polisi maupun pelayanan hukum yang lamban dijalankan oleh pihak polisi. 

Baca Juga: Kapolri Akui Kepercayaan Publik Menurun Gara-gara Pelanggaran Para Oknum Polisi Viral

"Maaf pak tapi apa tidak berbanding terbalik dg kenyataan di lapangan, udah berapa banyak #percumalaporpolisi yg di tweetkan di platform ini, klo boleh jujur kepercayaan saya untuk POLRI menurun di tahun ini, karena banyaknya anggota yg di bilang oknum, dan lambannya pelayanan," ujar akun @astt**.

"Coba deh sesekali bapak @ListyoSigitP baca balasan/reply netizen di tweet2nya bapak, terus bandingkan dengan hasil survei tersebut. Saya kira justru 80,2% isinya mengkritik institusi yg bapak pimpin. Sisanya 19,8% paling dapat pujian dari buzzer doang," celetuk akun @Rico**.

"Ya allah pak itu survey darimana ya? melihat kenyataan yang ada belakangan ini justru masyarakat terlihat kehilangan rasa percaya terhadap kepolisian," tambah akun @ndra**.

"Saya masuk yang 19,8% saja pak, soalnya indikator masih sering eror. 90% saya percaya kepada bapak, tapi untuk instansinya kepercayaanku 10%," sahut akun @Elmuez**.

"Dukung Pak Kapolri @ListyoSigitP mendisiplinkan anggotanya yang mencoreng nama baik POLRI..Saya yakin POLRI kedepan akan semakin dipercaya masyarakat. Salam Presisi," timpal akun @wijimorhan**.

Sementara itu dikutip dari SuaraJogja.id, berdasarkan hasil survei yang dirilis oleh Indikator Politik Indonesia mengungkapkan tingkat kepercayaan publik terhadap Polri mencapai 80,2 persen atau tertinggi selama satu dekade terakhir.

"Angka ini tertinggi sepanjang sejarah survei opini publik dalam satu dekade terakhir," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi. 

Ia menilai kehadiran Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo di instansi Polri memberikan angin segar di tubuh Polri. Menurut Burhanuddin, tingginya tingkat kepercayaan publik terhadap Polri hingga menyentuh angka 80,2 persen hingga mengalahkan lembaga penegak hukum lainnya tidak lepas dari pengaruh sang Kapolri.

Padahal, biasanya tingkat kepercayaan publik terhadap lembaga penegak hukum selalu menempatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di posisi pertama. Tren tersebut terjadi sejak 2014 hingga 2018.

"Setelahnya, kepercayaan terhadap KPK terus menurun hingga berhimpitan dengan kepercayaan terhadap polisi pada survei 2019 dan 2020," ujarnya.

Untuk diketahui, Indikator Politik Indonesia melakukan survei tatap muka pada 2 hingga 6 November 2021. Penarikan sampel dilakukan dengan metode "multistage random sampling" dengan jumlah responden mencapai 2.020 orang. Survei tersebut memiliki "margin of error" sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

Load More