Budi Arista Romadhoni
Kamis, 09 Desember 2021 | 16:15 WIB
Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Kalbar pada Rabu (8/12/2021) dengan sejumlah agenda, salah satunya peresmian Bandara Tebelian di Sintang. [ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr]

Dari jumlah ini, pengaruh Suku Jawa dalam perjalanan menuju kemerdekaan dan perpolitikan tentunya lebih besar meskipun dasar yang digunakan adalah Demokrasi di mana suara terbanyak adalah sebuah kemufakatan tapi tidak menekan kebebasan minoritas.

Selain itu, secara demografis, suku Jawa adalah kelompok masyarakat paling dominan di Indonesia dengan jumlah lebih dari 40 persen. Ditambah, pulau Jawa sejak zaman Kerajaan Majapahit hingga sekarang menjadi pusat pemerintahan, sehingga tokoh-tokoh politisi dari suku Jawa mendominasi.

Dengan sistem pemilihan saat ini, yaitu pemilihan presiden secara langsung dipilih oleh rakyat, jumlah orang Jawa yang mayoritas cenderung memilih calon presiden dari Suku Jawa, meskipun tidak semua suku Jawa ikut berpartisipasi dalam pemilihan presiden.

Karena inilah, hampir semua presiden yang memimpin dari awal kemerdekaan hingga sekarang didominasi oleh suku Jawa. Hal ini berdasarkan asas demokrasi yang berlaku di Indonesia, di mana kaum mayoritas selalu mendapatkan tempat dalam pemerintahan.

Apalagi, Indonesia sangat sensitif dengan isu-su yang berbau SARA, sehingga akan lebih aman jika sosok presiden berasal dari kelompok suku terbanyak. Akan tetapi, bukan hal yang tidak mungkin jika kedepannya, Indonesia akan dipimpin oleh presiden yang bukan berasal dari suku Jawa

Load More