Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 10 Desember 2021 | 11:54 WIB
Universitas Jenderal Soedirman. Media sosial digegerkan dengan kasus pelecehan seksual di lingkungan BEM Undsoed (Unsoed) Purwokerto. [dok]

SuaraJawaTengah.id - Jagad media sosial twitter dan instagram tengah diramaikan kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.

Awal kasus tersebut mencuat ke publik melalui cuitan akun Twitter @unsoedfess1963 menanyakan keberadaan BEM Unsoed yang tidak tanggap menyikapi kasus dugaan pelecehan seksual di lingkungannya.

"Jends Bem Unsoed kemana ya? Padahal aku denger ada anak bem u kena sp3 karena pelecehan seksual? Kira2 ini didampingi gak sama menteri advokasinya ke ULPK Unsoed (Unit layanan dan pengaduan kekerasan)," tulis akun @Unsoedfess1963 tanggal 8 Desember 2021.

Cuitan tersebut berhasil menyita perhatian warganet dengan mendapat respon 141 retweets, 153 quote tweets dan 627 likes. Informasi tersebut semakin liar karena dalam balasan salah satu akun memampangkan sebuah foto seseorang, namun tidak ada informasi lebih terkait unggahan ini.

Baca Juga: Kasus Kekerasan Seksual Ramai Dibahas, Aktivis Gusdurian Geram dan Minta Sahkan RUU P-KS

Tidak ada informasi lebih mengenai siapa pelaku dan korban yang dimaksud. Namun pihak BEM Unsoed melalui media sosial instagram langsung memberikan pernyataan cepat dan membenarkan adanya kasus pelecehan seksual oleh salah satu pengurus BEM Unsoed kepada pengurus lainnya.

"Rilis resmi, merespon kasus pelecehan seksual yang terjadi di BEM Unsoed yang mengundang polemik setelah disebarluaskan melalui akun Twitter @Unsoedfess1963 pada Rabu, 8 Desember. Maka kami membenarkan telah terjadi pelecehan seksual oleh salah satu pengurus BEM Unsoed kepada pengurus BEM Unsoed lainnya," tulis akun resmi @bem_unsoed, Kamis (9/12/2021).

Lebih lanjut menyikapi hal tersebut kemudian pihak BEM Unsoed mengungkapkan telah mengambil tindakan tegas sesuai dengan prosedur organisasi maupun penanganan kasus pelecehan seksual. BEM Unsoed telah melindungi korban dan memberhentikan pelaku secara tidak hormat (SP3) sebagai pengurus BEM Unsoed.

Dikonfirmasi terkait kasus ini, Presiden BEM Unsoed Fakhrul Firdausi tidak mau merinci bagaimana kronologi kasus tersebut dengan alasan mengganggu hak privasi korban. Namun ia membenarkan telah mengunggah rilis secara resmi melalui akun instagram @bem_unsoed.

"Intinya sebagaimana yang sudah kita jelaskan di rilis tersebut, sifatnya memberikan penjelasan terhadap apa yang sudah viral di akun Twitter @Unsoedfess1963," katanya saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (10/12/2021).

Baca Juga: Stafsus Presiden: Kekerasan Seksual Sama dengan Rendahkan Kemanusiaan, Tak Boleh Ditolerir

"Saya tidak bisa bercerita lebih jauh, takutnya nanti menggangu hak privasi korban. Kenapa kami memberikan rilis tersebut, harapannya tidak terus membesar-besarkan kasus ini, ketika kasus ini dibesar-besarkan kondisi psikis korban kembali terganggu," lanjutnya.

Selain itu pihaknya juga sudah melakukan konsultasi terhadap unit pelecehan dan kekerasan yang ada di Unsoed untuk pendampingan terhadap korban. Karena korban sebenarnya sudah pulih, namun dengan viralnya kasus tersebut kondisi psikis korban kembali terganggu.

"Kemarin sudah sempat pulih, bisa beraktifitas kembali seperti biasa. Namun karena kembali viral di twitter, kondisi psikis korban kembali terganggu. Kita membuat rilis itu agar publik bisa memahami kondisi korban seperti apa. Karena terlanjut sudah viral, opini yang berkembang terlanjut liar jadi sulit dikontrol," terangnya.

Meski begitu, Fakhrul enggan menggungkapkan kapan, dimana dan tindakan pelecehan seksual seperti apa yang terjadi di lingkungan BEM Unsoed. Namun dirinya memastikan sudah melakukan pendampingan dan penanganan terhadap pihak-pihak terkait.

"Itu termasuk kronologi, jadi saya tidak bisa menjelaskan, mohon maaf," tandasnya. 

Kontributor : Anang Firmansyah

Load More