Malaysia maju pesat sesudah dibangun menara kembar Petronas. “Jadi ceritanya Malaysia (dulu) belum ada matanya. Lalu dibangun 2 menara ini untuk mata,” ujar Suhu Hwat.
Beberapa pantangan yang diperhatikan dalam membangun rumah antara lain pintu utama tidak boleh menghadap langsung ke pohon besar. Tidak menghadap tempat pembuangan sampah dan rumah duka.
Kemudian rumah tidak boleh menghadap makam dan jembatan. Diyakini elemen pada tempat-tempat itu membawa unsur negatif bagi rumah.
Altar Tan Tik Sioe Sian
Hoo Gien Hwat atau Suhu Hwat lahir tahun 1958. Dia menghabiskan masa kecil hingga sekarang di rumah keluarganya di tepi jalan Kelurahan Mungseng, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Sesuai feng shui, rumah peninggalan Suhu Djoko menduduki tanah yang posisinya lebih rendah dari areal di belakangnya. Muka rumah menghadap lembah berpemandangan hamparan sawah.
Sebagai pemegang adat tradisi Tionghoa, selain altar leluhur, di rumah Suhu Hwat juga terdapat altar penghormatan untuk orang-orang yang dianggap sebagai guru spiritual.
“Ini Lo Liep Kian. Ahli feng shui yang tinggal di Wonosobo dan meninggal tahun 1959. Tidak berkeluarga. Tidak ada anak, tidak ada istri.”
Baik pada altar leluhur maupun guru spiritual, biasanya diletakkan benda-benda peninggalan atau barang kesukaan. Pada altar penghormatan Lo Lip Kian, terdapat bong untuk menghisap candu. “Dia suka menghirup opium."
Baca Juga: Viral Video Kerumunan Diduga Perayaan Imlek di Sebuah Mal, Netizen: Siapa yang Kasih Izin sih?
Di sebelah altar Lo Liep Kian terdapat altar Shie Lay Yang. Konon sebelum memutuskan meninggalkan keduniawian dan menjadi pertapa, Shie Lay Yang adalah istri seorang pengusaha kaya.
Peninggalan Shie Lay Yang adalah sisa lilin yang digunakannya sebelum meninggal dan setumpuk kartu ceki (kartu Cina). Shie Lay Yang dikenal sebagai peramal yang menggunakan media kartu ceki.
“Ada rokok dan minyak kampak. Beliau perokok dan setiap mau merokok, rokoknya diolesi minyak kampak. Ini tanggal meninggalnya, 7 Februari 1985. Usia 105 tahun.”
Di sebelahnya terdapat altar Tan Tik Sioe Sian. Pemuda pertapa kelahiran Surabaya yang menghabiskan waktu 7 tahun mengasingkan diri di Gunung Wilis. Orang asing menyebut dia sebagai Ramamurti Van Java.
Selain di Gunung Wilis, Tan Tik Sioe Sian sempat bertapa di hutan Rejotangan, Temanggung, sebelum melanjutkan perjalanan ke barat melewati Parakan, Temanggung, dan Jakarta.
Tan Tik Sioe Sian mengembara hingga Penang, Malaysia dan meninggal disana. Menurut Suhu Hwat, tempat Tan Tik Sioe Sian meninggal sekarang menjadi objek wisata Snake Tample.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
Terkini
-
Fundamental Solid Dorong Kapitalisasi Pasar BRI Terus Tumbuh Dua Dekade
-
7 Hatchback Bekas di Bawah Rp100 Juta yang Masih Layak Jadi Mobil Harian
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota