SuaraJawaTengah.id - Buntut dari pengukuran tanah di Desa Wadas, Kecamatan Benner, Kabupaten Purworejo yang berujung ricuh mematik perhatian publik di media sosial.
Seperti diketahui pada hari Selasa (08/02/2022). Petugas proyek mulai melakukan pengukuran tanah di Desa Wadas. Pengukuran tanah tersebut guna memuluskan rencana penambangan batuan andesit material pembangunan proyek Bendungan Bener Purworejo.
Namun, terjadi peristiwa mencengkam antara aparat kepolisian dengan warga setempat. Warga yang menolak rencana penambangan di desanya, berusaha menghalangi petugas proyek melakukan pengukuran.
Mirisnya, aparat polisi yang mengamankan warga kontra tersebut dengan cara kekerasan. Di media sosial sendiri sudah banyak beredar anggota polisi memukul hingga menangkap paksa warga yang kontra dengan rencana penambangan di Desa Wadas.
Baca Juga: Kembali Bertambah, YLBHI Sebut 40 Orang Warga Desa Wadas Ditangkap Polisi
Kekinian, muncul sebuah petisi di media sosial yang berisikan aspirasi masyarakat. Petisi tersebut meminta pemerintah untuk menghentikan rencana penambangan di Desa Wadas.
Terpantau dari akun instagram dan situs change.org, petisi itu dibuat oleh koalisi Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPADEWA).
Petisi yang telah ditanda tangani sebanyak 24.360 orang ini sebagai bentuk protes. Karena warga Wadas khususnya koalisi Gempadewa tak ingin bentangan alam Desa Wadas dirusak. Terlebih sebagian besar warga Wadas berprofesi sebagai petani.
"Sebagian besar wilayah desa kami akan dikeruk habis dan akan dijadikan lokasi tambang batuan andesit untuk memasok material Bendungan Bener. 28 titik sumber mata air kami akan rusak. Kami akan kehilangan mata pencaharian. Lahan pertanian kami akan rusak," bunyi keterangan tertulis dalam kata pengantar petisi tersebut.
Selain itu, koalisi Gempadewa juga turut menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan acuh dengan aspirasi warga yang menolak rencana penambangan tersebut.
Baca Juga: Pengukuran Tanah Berjalan Lancar, Warga Wadas Justru Apresiasi BPN dan Tim Pendampingan
"Waktu kami menolak rencana sosialisasi pematokan tanah kami, aparat malah narik, mukul, menendang, menginjak, dan menjambak kami. Kalian bisa lihat di banyak video yang viral. Bahkan dalam memperjuangakan hak kami, justru kami yang berjuang untuk Alam Desa Wadas mendapat stigma sebagai provokator, ditunggangi anarko, tidak paham permasalahan, dan seterusnya,"
Berita Terkait
-
Jokowi Dilaporkan ke PBB, Dugaan Pelanggaran HAM Atas Dalih Pembangunan
-
Permasalahan di Wadas Kembali Disinggung Peserta Aksi Gejayan Memanggil
-
Tidak Takut! Ganjar Pranowo Sebut Jokowi, Dalam Proyek Pembangunan Bendungan yang Bikin Konflik Wadas
-
Bela Ganjar, Mahfud MD: Wadas itu Tak Ada Pelanggaran HAM!
-
Ganjar Persilakan Isu Wadas Diangkat Di Debat Pilpres, Mahfud MD: Bagus Juga
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
Terkini
-
RKB Bela Sufmi Dasco: Tuduhan Terkait Judi Online Tak Masuk Akal dan Rugikan DPR
-
KUR BRI Dukung Warung Bu Sum Sate Kere Beringharjo Terus Tumbuh dan Lestari
-
Kisah Horor Rumah Sakit di Purwokerto: Banyak Hantu Menyerupai Dokter?
-
Lonjakan Trafik Idulfitri Capai 87,7 Persen di Jateng, Kebumen Tertinggi Penggunaan Jaringan Indosat
-
Misteri Dewi Lanjar dan Kisah Kelam Pantai Slamaran Pekalongan