SuaraJawaTengah.id - Pakar kesehatan dr. Zaenal Abidin, M.HKes dari Universitas Hasanuddin menekankan pentingnya menghambat penyebaran COVID-19 melalui pemutusan rantai penularan di tengah gelombang ketiga penyakit akibat infeksi SARS-CoV-2 saat ini.
"Gelombang tiga sudah datang, hanya bagaimana kita menghambat penyebarannya dengan memutus rantai penularan," ujar dokter yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) periode 2012 – 2015 dikutip dari ANTARA, Sabtu (12/2/2022).
Menurut dr. Zaienal, upaya pencegahan penularan menjadi penting. Pencegahan seperti penerapan protokol kesehatan termasuk meningkatkan masker menjadi N95, KF94 maupun KN95 serta vaksinasi, berkegiatan secara daring, lebih baik ketimbang cara kuratif.
"Bila kita kembali kedodoran dalam pencegahan apa boleh buat terpaksa kita kembali bertarung dengan cara kuratif. Risikonya telah dirasakan pada varian Delta. Tenaga kesehatan pun bertumbangan," kata dia.
Guru Besar Epidemiologi Universitas Hasanudin sekaligus Ketua Umum Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia, Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes, M.Sc.PH juga menekankan pentingnya memutus rantai penularan COVID-19 agar infeksi tak menyebar.
Rantai penularan infeksi mencakup cara penularan, tempat masuk dan keluar virus serta pejamu rentan.
Cara penularan COVID-19 yakni melalui percikan atau droplet saat batuk maupun bersin, kontak langsung dari permukaan yang terkontaminasi virus SARS-CoV-2 dan airborne saat melakukan tindakan yang menghasilkan aerosol.
Tempat masuk dan keluar virus antara lain melalui mukosa hidung, mulut dan mata, sementara pejamu rentan yakni pasien dengan komorbid seperti diabetes melitus dan penyakit jantung, serta faktor usia lanjut.
Pemutusan rantai penularan bisa dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan termasuk masker, mencuci tangan dengan air dan sabun serta menjaga jarak, ditambah vaksinasi dan menjaga ventilasi udara tetap baik.
Baca Juga: Kasus Aktif COVID-19 di Kabupaten Bangkalan Tembus 167 Orang
"Memutuskan sambungan manapun akan menghentikan penularan COVID-19," kata Prof. Ridwan melalui keterangan tertulisnya.
Dalam meminimalisir risiko transmisi airborne di ruangan tertutup seperti rumah, Prof. Ridwan menyarankan membuka semua jendela dan pintu serta meminimalisir penggunakan AC agar udara tidak resirkulasi.
Selain itu, gunakan alat yang dapat membantu sirkulasi dan membersihkan udara seperti penyaring atau filter dan lampu UV sterilisasi.
Prof Fachmi Idris, M.Kes dari Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) mengingatkan, gelombang ketiga pandemi COVID-19 di Indonesia nyata dan dapat memberikan tekanan pada sistem kesehatan Indonesia.
"Dikhawatirkan karena penularan di tingkat komunitas tinggi, banyak tenaga kesehatan tertular di rumah tinggal mereka, akibatnya tidak dapat bertugas karena harus isoman. Ini menambah tekanan kepada sistem kesehatan yang juga harus diantisipasi. Bukan hanya menghitung kesiapan tempat tidur semata," demikian kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Danantara dan BP BUMN Hadirkan 1.000 Relawan, Tegaskan Peran BUMN Hadir di Wilayah Terdampak
-
Turunkan Bantuan ke Sumatera, BRI Juga akan Perbaiki dan Renovasi Sekolah
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan