Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 01 Maret 2022 | 13:09 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin bersalaman dengan Presiden China Xi Jinping [Foto: Antara]

SuaraJawaTengah.id - Rusia mendapatkan sanksi dari berbagai Negara di Dunia. Hal itu tentu saja karena negara beruang putih itu melakukan invasi militer ke Ukraina. 

Kecaman dan memutus kerja sama dengan Rusia dilakukan, hal itu agar ada upaya damai anta kedua negara yang tengah berselisih tersebut. 

Namun demikian, China akan tetap menjalin kerja sama perdagangan dengan Rusia yang terkena sanksi sistem pembayaran antarbank internasional (SWIFT) oleh Amerika Serikat dan beberapa negara sekutunya terkait krisis Ukraina.

"China dan Rusia akan tetap melanjutkan kerja sama perdagangan secara normal dengan semangat saling menghormati dan saling menguntungkan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin di Beijing, Senin (28/2/2022).

Baca Juga: Petenis Ukraina Elina Svitolina Menolak Tanding dengan Petenis Rusia Anastasia Potapova

AS bersama Kanada dan beberapa negara Eropa menghapus Rusia dari SWIFT pada Sabtu (26/2/2022).

China menganggap sanksi terhadap sekutunya tersebut ilegal sehingga layak ditentang.

"China menentang sanksi untuk mengatasi masalah, apalagi sanksi unilateral tersebut tidak sesuai dengan hukum internasional," ujar Wang.

Menurut dia, sanksi bukan menyelesaikan masalah, justru menciptakan masalah baru.

Ia mengingatkan AS agar tidak merusak kepentingan China dan pihak lain dalam mengatasi krisis Ukraina.

Baca Juga: Sebagai Ketua G20 Indonesia Bisa Damaikan Rusia Dan Ukraina, Guru Besar UII: Jangan Diam Dan Nonton Saja

"Kami juga meminta agar pihak AS tidak mengganggu kepentingan China dan pihak lain ketika menangani masalah Ukraina dalam kaitannya dengan Rusia," ujarnya. 
[ANTARA]

Load More