SuaraJawaTengah.id - Rusia mulai menutup diri dari pemberitaan media atau situs BBC dan Radio Liberty. Hal itu karena kedua media massa itu menyebarkan informasi yang dianggap tidak benar.
Pengawas komunikasi Rusia sudah membatasi akses ke situs BBC dan Radio Liberty berbahasa Rusia karena dinilai menyebarkan informasi palsu tentang konflik di Ukraina.
Rusia sudah berulang kali mengeluhkan bahwa sejumlah organisasi media Barat memberikan pandangan parsial dan seringkali anti Rusia tentang dunia sementara gagal meminta pertanggungjawaban para pemimpin mereka sendiri atas perang asing yang menghancurkan, seperti Irak dan korupsi.
Para pemimpin Barat selama bertahun-tahun menyuarakan keprihatinan terhadap dominasi media pemerintah di Rusia dan mengatakan kebebasan yang dimenangkan saat Uni Soviet runtuh pada 1991 telah dihancurkan lagi oleh Presiden Vladimir Putin.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Rebound Dipicu Kekhawatiran Ekspor Rusia dan Potensi Bencana Nuklir Ukraina
Kantor Berita Rusia RIA mengatakan akses ke situs layanan BBC Rusia dan Radio Liberty serta gerai media Meduza dibatasi, mengutip daftar resmi pengawas media.
Menurut pemberitahuan resmi yang diterima pada 3 Maret 2022, pengawas komunikasi Rusia mengatakan layanan Radio Liberty Rusia sudah “jelas-jelas memalsukan informasi penting secara sosial tentang dugaan serangan Rusia di wilayah Ukraina”.
“Informasi seperti itu salah,” demikian Radio Liberty mengutip pemberitahuan resmi itu, menggambarkan situasi di Ukraina telah menjadi isu sensitif di Rusia.
Presiden Putin mengatakan “operasi militer khusus” itu penting guna memastikan keamanan Rusia setelah Amerika Serikat memperluas aliansi militer NATO hingga perbatasan Rusia dan didukung para pemimpin pro-Barat di Ukraina.
Pejabat-pejabat Rusia tidak menggunakan kata “serangan” dan mengatakan media Barat telah gagal untuk melaporkan apa mereka sebut sebagai “genosida” orang-orang berbahasa Rusia di Ukraina.
Baca Juga: BUMN Bisa 'Babak Belur' Terdampak Konflik Rusia - Ukraina, Pakar: Sektor Batu Bara Harus Bersiap
Berita Terkait
-
Vladimir Putin: Amerika Serikat Lakukan Tindakan Agresif di Timur Tengah
-
Setelah Dua Tahun Disiksa Hingga Tewas, Mayat Wali Kota Ukraina yang Diculik Rusia Akhirnya Dipulangkan
-
Prabowo Incar Blok Ekonomi Global dari AS Hingga Rusia Demi Keuntungan
-
Mantan Sekjen NATO Sarankan Ukraina Serahkan Wilayah Sementara ke Rusia demi Perdamaian
-
Suriah Memanas: Pasukan Rusia Kocar-kacir, Pangkalan Ditinggalkan, Komandan Dipecat
Tag
Terpopuler
- Sujiwo Tejo Minta Maaf ke Gus Miftah Sambil Menangis: Dia Mungkin Wali Lewat Olok-olokannya
- Tak Dipercaya STY, Eliano Reijnders Bicara Masa Depan: Saya akan Mengenakan Seragam Biru dan...
- Tanggapan Gus Baha tentang Kasus Gus Miftah: Kalau Saya Gus Asli
- Elkan Baggott: Persija Jakarta...
- Ustaz Derry Sulaiman Setuju Gus Miftah Dianggap Seorang Wali: Makanya Jangan Suka Meremehkan Orang
Pilihan
-
150 Pensiunan PT Pupuk Kaltim Demo, Tagih Janji Pemulihan Hak
-
37 Ribu Warga Bontang Golput di Pilkada 2024: Angka yang Mengungguli Perolehan Suara Petahana
-
Ambisi Jembatan Selat Sunda Terhenti, Fokus Bergeser ke IKN
-
Stok Bahan Pokok di Berau Aman Jelang Nataru, Harga Beras dan Minyak Goreng Naik
-
Soal Kemacetan di KS Tubun, Andi Harun: Pilihannya Banjir Terus atau Macet Sementara
Terkini
-
PSIS vs Bali United: Voucher Tiket Masih Berlaku! Begini Cara Penukarannya
-
Terpukau dengan Stadion Jatidiri, Hinca Panjaitan Mantap Gabung ke PSIS Semarang
-
Kembali ke Stadion Jatidiri, Tiket PSIS Semarang vs Bali United Dijual Online via PSISFC+
-
Dimana Sih Lokasi Supermarket Terdekat, Tanya Sabrina di Sini!
-
Bukukan 7 Penghargaan Jelang Ulang Tahun ke-129, BRI Buktikan Perannya Dalam Perekonomian Nasional