Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Minggu, 06 Maret 2022 | 08:15 WIB
Ilustrasi pipa gas. Ukraina akan dapat mengimpor gas dari Polandia mulai hari ini 6 Maret 2022, termasuk gas dari terminal-terminal gas alam cair (LNG) Polandia. (Shutterstock)

SuaraJawaTengah.id - Adanya invasi dari Rusia, pasokan gas di Ukraina akan terganggu. Namun demikian, Ukraina akan dapat mengimpor gas dari Polandia mulai hari ini 6 Maret 2022, termasuk gas dari terminal-terminal gas alam cair (LNG) Polandia. 

Dua operator transit menyepakati kapasitas yang dijamin untuk impor gas.

“Ini memungkinkan impor fisik gas dari Polandia, termasuk dari terminal LNG, dengan jaminan (kapasitas),” kata operator sistem transit gas milik negara Ukraina, Sabtu (5/3/2022).

Perusahaan itu belum memberikan rincian tambahan.

Baca Juga: Puan Maharani: Dukungan Indonesia di Resolusi PBB Sesuai Konstitusi

Ukraina, salah satu konsumen gas terbesar Eropa, sudah tidak mengimpor gas dari Rusia sejak 2015 dan membelinya di Eropa.

Sebelumnya dikabarkan, perusahaan gas milik negara Rusia, Gazprom, sedang mengapalkan gas alam ke Eropa via Ukraina dengan volume yang sama, yaitu 109,5 juta meter kubik per hari, pada Jumat, kata kantor berita pemerintah Rusia RIA yang mengutip operator pipa gas Ukraina.

Aksi militer Rusia di Ukraina telah mendorong banyak negara untuk menjatuhkan sanksi ekonomi.

Kanselir Jerman Olaf Scholz pada 22 Februari mengumumkan penangguhan proses sertifikasi pipa gas alam Nord Stream 2.

Pipa gas alam Nord Stream 2 diperkirakan dapat mengangkut 55 miliar meter kubik gas alam setiap tahun dari Rusia ke Jerman melalui Laut Baltik. Namun, pipa sepanjang 1.234 kilometer tersebut belum dapat dioperasikan karena menunggu izin dari Jerman dan Uni Eropa

Baca Juga: Akibat Konflik Rusia-Ukraina, Harga Batu Bara Diprediksi Masih Tinggi

Awal Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Presiden China Xi Jinping di Beijing bahwa Rusia sudah menyiapkan kesepakatan baru untuk memasok China dengan lebih banyak gas.

Rencana itu dikemukakan Putin di tengah ketegangan hubungan dengan negara-negara Barat atas Ukraina dan berbagai isu lainnya.
[ANTARA]

Load More