Dari mengamati prilaku koloni monyet di kawasan wisata Kaliurang, Yogyakarta, Pietra belajar memahami prilaku mereka. Di rumah dia memelihara beberapa monyet sebagai teman main.
“Dulu waktu pacaran, waktu kuliah di Jogja suamiku punya monyet ada beberapa. Nggak ada satupun yang aku suka. Lebih ke cemburu sama monyet. Pokoknya nggak suka (monyet),” ujar Asri.
Cerita berubah saat pasangan ini menikah. Setelah dikarunian anak pertama laki-laki, Asri mendambakan anak keduanya perempuan.
Suatu hari Asri melihat postingan seorang kawan foto bersama bayi monyet yang lucu. Terbersit ikut memelihara bayi monyet agar keinginan untuk memiliki anak perempuan lesap dari hatinya.
“Anak kami kan baru satu. Terus aku mikirnya kok belum-belum hamil. Sudahlah beli monyet biar ada hiburan. Dalam hati juga pengen punya anak (lagi).”
Malicha yang diadopsi saat baru berusia 2 minggu adalah monyet pertama yang dipelihara pasangan ini. Pietra dan Asri membawa Malicha kemanapun mereka pergi. “Nggak tahu tiba-tiba sudah kayak anak sendiri.”
Menurut Pietra, Malicha yang saat ini menginjak usia 4 tahun memiliki karakter unik. Meski sudah masuk usia dewasa, karakter Malicha tidak berubah mejadi agresif.
Malicha cederung jinak dan mudah dipegang siapa saja. Jika diletakkan di tengah antara manusia dan monyet, Malicha lebih memilih mendekati manusia.
“Malicha sama siapa aja mau. Apalagi kalau sama orang gendut. Dia suka om-om gendut,” kata Asri sambil tertawa.
Baca Juga: Shio Hari Ini, Sabtu 26 Maret 2022: Jangan Lupa Menepati Janji, Monyet!
Sampai sekarang Malicha punya kebisaan menunggu reaksi Asri sebelum mencicipi makanan yang belum pernah dicobanya. Pietra menyimpulkan, Malicha memperlakukan Asri seperti induknya.
“Itu kebiasaan bayi-bayi monyet di alam. Melihat prilaku induknya. Malicha diambil dari hutan, bukan tangkaran. Jadi dia tahunya induknya itu ya istri saya ini,” kata Pietra.
Pietra mengingatkan, tidak semua monyet berkarakter manis seperti Malicha. Monyet biasanya berubah karakter agresif saat menginjak dewasa.
Ini berhubungan dengan sifat asli monyet di alam liar yang tinggal berkoloni sehingga harus bersaing mencari makanan. Masa birahi pada monyet jantan dewasa juga menyebabkan prilaku mereka agresif dan sering menyerang.
Perubahan prilaku saat monyet tumbuh dewasa ini yang jarang diketahui para pemilik bayi monyet. Mereka berpikir karakter monyet selamanya imut dan nyaman dipeluk.
“Mereka (kebayakan) pelihara monyet hanya buat seneng karena masih bayi. Kan lucu kalau masih bayi. Tapi mereka nggak memikirkan sampai dewasa.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
Terkini
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC
-
7 Poin Kajian Surat Yasin tentang Ilmu, Adab, dan Cara Beragama menurut Gus Baha
-
7 City Car Bekas Rp50 Jutaan yang Cocok untuk Keluarga Baru di 2025