Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni | Fakhri Fuadi Muflih
Sabtu, 07 Mei 2022 | 13:11 WIB
Pengunjung berjalan memasuki stadion utama Jakarta Internasional Stadium (JIS) di Jakarta Utara, Minggu (13/3/2022). (ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna)

SuaraJawaTengah.id - Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Syarif angkat bicara soal pernyataan salah satu legsilator dari PDIP yang menyebut Jakarta Internasional Stadium (JIS) bukan mahakarya, melainkan seperti stadion modern lain di luar negeri.

Syarif menyatakan, perbandingan tersebut tidak sesuai. Sebab menurutnya, perbandingan yang tepat baru sebatas lingkup Indonesia saja.

"Ya dibandinginnya sama negara lain, ini cinta indonesia. Ya kalau negara lain iya, ini bandingin di Indonesia," ujar Syarif saat dikonfirmasi, Jumat (6/5/2022).

Syarif mengatakan, JIS merupakan cita-cita kepala daerah DKI Jakarta sebelumnya yang berhasil dituntaskan pada masa Anies Baswedan. Ia menganggap hal ini merupakan prestasi yang layak diakui.

Baca Juga: Posting Foto Sedang Berwudhu di Samping Surau Kecil, Cuitan Ganjar Pranowo Banjir Komentar Netizen

"Kan orang harus jujur. Jujur kalau ada kebaikan, prestasi akui. Kalau ada nggak benar, boleh kritik. Itu sudah nyata keberhasilannya," ucapnya.

Karena itu, menurutnya perbandingan lain yang lebih layak adalah membandingkan kinerja Anies dengan kepala daerah lain, seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Dibandingkan dengan luar negeri ya nggak nyambung juga pembandingnya. Kalau mau bandingin ya di Indonesia lagi. Ganjar misalnya, bisa apa? Gitu kan. Gitu cocok dibandingin," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Anggota DPRD DKI Jakarta fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak tak terima Jakarta International Stadium (JIS) disebut sebagai mahakarya. Ia menyebut stadion kandang klub sepak bola Persija Jakarta itu sebagai stadion biasa.

"Ini teknologi dan karya yang sudah ada lama di luar negeri, dengan beberapa sentuhan arsitektur Indonesia," ujar Gilbert kepada wartawan, Rabu (4/5/2022).

Baca Juga: Jauh-jauh Datang ke Makassar, Ganjar Pranowo Sempatkan Ziarah di Makam Pangeran Diponegoro

Menurut Gilbert, stadion dengan spesifikasi seperti JIS sudah banyak dibuat di kota lain di luar negeri. Fasilitas yang dimiliki JIS sekarang bukan satu-satunya di dunia.

"Pernyataan JIS mahakarya adalah hiperbola karena di kota lain di luar negeri itu merupakan standar stadion. Baik untuk tenis, atau bola," tuturnya.

Karena itu, ia mengaku heran mengapa Anies kerap kali membanggakan JIS kepada publik. Ia menduga Anies melakukannya karena tidak banyak prestasi yang bisa dibanggakan selama menjabat Gubernur.

"Tetapi karena Anies minim prestasi, jadi ini yang dibanggakan. Tetapi karena Anies minim prestasi, jadi ini yang dibanggakan. Kenapa Anies tidak membanggakan tugu sepeda, tugu bambu sebagai monumental?" tuturnya.

Selain itu, Gilbert menilai masih banyak kekurangan dalam pembangunan JIS. Mulai dari sinyal telpon yang sulit, lift ke atap yang belum bisa digunakan, dan biaya pemeliharaan tinggi karena debu tebal menutupi bangku.

"Sebaiknya ucapan mahakarya kemarin diikuti juga permintaan maaf kepada para korban banjir, mereka yang tidak memiliki rumah yang layak, korban kebakaran tanpa rumah dan kegagalan memenuhi janji kampanye," pungkasnya.

Untuk diketahui, stadion berkapasitas 82 ribu penonton ini juga diproyeksi menjadi stadion terbesar ketiga di dunia dan terbesar di Asia Tenggara.

Load More