Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 09 Mei 2022 | 19:23 WIB
Kiper PSIS Semarang Jandia Eka Putra (pakai topi) saat diperiksa di Mapolresta Padang. [Suara.com/Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Manajemen PSIS Semarang merespons kasus yang tengah menimpa penjaga gawang, Jandia Eka Putra di kampung halamannya di Padang, Sumatera Barat.

Korban bernama Briptu Fauzi mengalami luka goresan dan memar di pipi.

Penjaga gawang berusia 34 tahun itu akhirnya diciduk polisi dan diperiksa Satreskrim Polresta Padang.

Menurut Chief Executive Officer (CEO) PSIS, Yoyok Sukawi, pihak PSIS saat ini juga baru mendengar dan akan menghormati proses hukum yang ada.

Baca Juga: Bagus Kahfi Resmi Tinggalkan FC Utrecht, Warganet Ramai-ramai Colek Bos PSIS Semarang

“Kami baru baca di media siang ini. Pertama, kami hormati kasus hukum yang ada, kemudian kami juga mengedepankan azaz praduga tak bersalah terhadap kiper kami, Jandia Eka Putra,” ujar Yoyok Sukawi.

“Kalau diperlukan, kami juga akan dampingi Jandia secara hukum dalam kasus tersebut,”paparnya.

Kasat Reskrim Polresta Padang Kompol Dedi Ardiansyah Putra membenarkan kejadian tersebut.

"Statusnya masih terperiksa," ungkap Dedi, Senin (9/5/2022).

Dedi memaparkan, ada sekitar 10 orang terlibat dalam kasus dugaan penganiayaan yang terjadi di kawasan pantai di Kota Padang itu.

Baca Juga: Perkuat Lini Tengah, PSIS Semarang Datangkan Guntur Triaji

Dua di antaranya telah mengaku melakukan penganiayaan dan ditetapkan sebagai tersangka.

"Dua di antaranya telah mengakui perbuatannya dan ditetapkan sebagai tersangka. Namun yang bersangkutan (Jandia) masih berstatus terperiksa," tuturnya.

Kasus penganiayaan itu terjadi saat personel Brimob Polda Sumbar sedang berwisata bersama keluarganya di Pantai Pasir Jambak.

Saat bersamaan, Jandia dan beberapa orang lainnya sedang bermain sepakbola di lokasi yang sama.

"Kebetulan anggota Brimob jalan-jalan ke pantai sama keluarga. Lagi duduk anaknya main pasir, kemudian datang pemuda main bola, satu tim 5 orang. Nah, bola hampir mengenai keluarga anggota Brimob," jelasnya.

Dedy mengungkapkan personel Brimob sempat melakukan teguran sebanyak dua kali. Namun diduga tidak diindahkan selanjutnya terjadi cekcok mulut hingga berujung pemukulan.

"Maka terjadilah aksi pemukulan. Bermain bola ini yang melakukan pemukulan, kami masih dalami, kan yang main bola lebih dari 10 orang. Ada juga anak-anak bawah umur main. Jandia Eka Putra sedang main juga," kata dia.

Load More