SuaraJawaTengah.id - Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara, Jawa Tengah, menyiapkan ruangan khusus penanganan hepatitis akut untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya lonjakan kasus penyakit yang tidak diketahui etiologinya itu.
"Kami menyiapkan beberapa ruangan khusus di antaranya ruang isolasi khusus untuk 10 pasien, ruang biasa untuk 4 pasien, serta satu ruang ICU khusus," kata Dokter Penanggung Jawab Penyakit Infeksi RSI Banjarnegara dr Masrurotut Daroen dikutip dari ANTARA di Banjarnegara, Rabu (11/5/2022).
Menurut dia, kondisi ruangan untuk ruang isolasi khusus hepatitis akut itu bertekanan negatif, sedangkan ruangan lainnya bertekanan positif.
Oleh karena kasus COVID-19 telah turun drastis, ruang isolasi yang sebelumnya digunakan untuk menangani pasien yang terpapar virus corona itu bisa digunakan untuk penanganan hepatitis akut.
"Jika kondisi mendesak, demi menolong sesama, ada kemungkinan bisa menambah jumlah tempat tidur pasien," kata perempuan yang akrab disapa dr Rury itu.
Dia mengatakan hal lain yang dilakukan RSI Banjarnegara adalah upaya memperketat proses skrining terhadap pasien yang mengalami gejala ringan hepatitis akut seperti diare, mual, dan muntah, yang bersangkutan dapat langsung dipisahkan dari pasien lainnya untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Menurut dia, skrining ketat tersebut diberlakukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan formulir yang dikirim oleh Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara.
"Jika dalam skrining terdapat pasien yang mengarah ke gejala hepatitis yang sesuai edaran pemerintah, tindakan berikutnya adalah memisahkan pasien tersebut dengan sistem isolasi sebagai upaya memisahkan pasien hepatitis akut dengan pasien lainnya," kata Rury menegaskan.
Dia mengatakan RSI Banjarnegara juga menggencarkan upaya pencegahan dan edukasi melalui penyebaran informasi menggunakan media sosial maupun mendatangi sekolah-sekolah karena hepatitis akun dikhawatirkan menyerang anak-anak.
Menurut dia, pihaknya untuk sementara mengurangi penggunaan baju hazmat karena hingga saat ini belum ada petunjuk resmi dari pemerintah terkait alat pelindung diri tersebut.
"Kami masih menunggu petunjuk resmi dari pemerintah. Namun, penggunaan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, dan gaun atau apron (celemek, red.) juga diperlukan," katanya.
Dokter Jaga IGD RSI Banjarnegara dr Tegar Jati Kusuma mengatakan hingga hari Rabu (11/5) belum ada pasien hepatitis akut maupun pasien yang mengarah ke penyakit pencernaan tersebut dirawat di RSI Banjarnegara.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Ini Deretan Kesiapan Tol Semarang-Solo Sambut Lonjakan Pengguna Jalan Akhir Tahun
-
UMKM Malessa Tumbuh Pesat, Serap Tenaga Kerja dan Perluas Pasar
-
PKL Semarang Naik Kelas! Kini Punya Manajer Keuangan Canggih di Fitur Aplikasi Bank Raya
-
5 Mobil Bekas Rp50 Jutaan Terbaik 2025: Dari MPV Keluarga Sampai Sedan Nyaman
-
P! Coffee dan BRI Ajak Anak Muda Semarang Lari Bareng, Kenalkan Literasi Finansial