SuaraJawaTengah.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gelombang tinggi masih berpotensi di laut selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta selama bulan Mei 2022.
Masyarakat yang berada di perairan laut selatan pun diminta waspada dengan kondisi tersebut.
"Saat sekarang perairan selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta maupun Samudra Hindia selatan Jabar-DIY memasuki musim angin timuran, sehingga gelombang tinggi masih berpotensi terjadi," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo dikutip dari ANTARA di Cilacap, Jateng, Jumat (13/5/2022).
Bahkan, kata dia, pihaknya pada hari Kamis (12/5/2022) kembali mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku hingga tanggal 14 Mei 2022 karena tinggi gelombang di perairan selatan Jabar-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jabar-DIY berpotensi mencapai 2,5-4 meter atau masuk kategori tinggi.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Bolaang Mongondow Selatan Sulut
Pihaknya akan segera menginformasikan kepada masyarakat jika ada perkembangan lebih lanjut terkait dengan kondisi cuaca maupun tinggi gelombang laut.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari yang cukup panas," katanya.
Terkait dengan kondisi cuaca di wilayah Jateng selatan, Teguh mengatakan hujan masih berpotensi terjadi di Cilacap, Banyumas, dan sekitarnya hingga akhir bulan Mei 2022.
Dalam pengamatan yang dilakukan di Stamet (Stasiun Meteorologi) Tunggul Wulung pada periode 1-12 Mei 2022, kata dia, tercatat 9 hari terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.
"Artinya bahwa untuk bulan Mei potensi hujan masih akan terjadi dengan ciri hujan lebih sering terjadi pada sore dan malam hari dan disertai kilat atau petir," katanya.
Baca Juga: Warga Jatim Mengeluh 'Panas dan Gerah', Ternyata Sekarang Sudah Masuk Musim Kemarau
Ia mengatakan berdasarkan statistik data 30 tahun terakhir bahwa rata-rata curah hujan bulan Mei khususnya di Cilacap sebesar 283 milimeter per bulan yang berarti curah hujannya masuk kategori menengah.
Berita Terkait
-
Gempa Magnitudo 6,8 Mengguncang Papua Nugini, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami di Indonesia
-
H+3 Lebaran: Mayoritas Kota Besar Diguyur Hujan Ringan Hingga Petir
-
Waspada! Cuaca Ekstrem Ancam Mudik Lebaran 2025, Ini Daftar Daerah Rawan
-
Terjadi Musim Pancaroba Selama Periode Lebaran, Pengelola Wisata Diminta Siapkan Mitigasi Bencana
-
Mudik Lebaran 2025, Siap-siap Gelombang Tinggi dan Angin Kencang Ancam Penyeberangan!
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
Pilihan
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
Terkini
-
Jateng Menuju Lumbung Pangan Nasional, Gubernur Luthfi Genjot Produksi Padi 11,8 Juta Ton di 2025
-
One Way Lokal di Tol Salatiga-Kalikangkung Dihentikan: Puncak Arus Balik Lebaran 2025 Terlewati
-
Berkat BRI, Peluang Ekspor bagi Gelap Ruang Jiwa Terbuka Makin Lebar
-
Sejak Ikut dalam UMKM EXPO(RT), UMKM Unici Songket Silungkang Kini Tembus Pasar Internasional
-
Asal-Usul Penamaan Bulan Syawal, Ternyata Berkaitan dengan Unta