SuaraJawaTengah.id - Subur Raharjo, petani di Desa Pegalongan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memilih tetap menggunakan metode Hazton dalam menanam padi karena produktivitas meningkat sehingga hasilnya menguntungkan.
Metode Hazton memberikan keuntungan tersendiri daripada dengan yang konvensional.
"Metode Hazton ini diperkenalkan oleh Bank Indonesia Indonesia Purwokerto pada tahun 2014. Namun saat ini di Pegalongan kemungkinan cuma ada dua-tiga petani termasuk saya yang masih menggunakan metode Hazton," kata Subur saat tanam padi dengan metode Hazton di area persawahan Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja, Banyumas, Senin (16/5/2022).
Ia mengakui jika dilihat dari sisi hasil, produksi tanaman padi yang menggunakan metode Hazton lebih banyak jika dibandingkan dengan metode tanam konvensional.
Dalam hal ini, dia mencontohkan tanaman yang menggunakan metode tanam konvensional pada musim tanam kedua (April-September) berkisar 4-4,5 ton per hektare.
Sementara untuk produksi gabah dari tanaman padi yang penanamannya menggunakan metode Hazton bisa mencapai 6,6 ton per hektare. Padahal musim tanam kedua terbilang minim hujan.
"Oleh karena itu, sampai sekarang saya tetap gunakan metode Hazton yang dikombinasikan dengan sistem jajar legowo 2:1 dan benih padi varietas IR-64 pada lahan seluas 1.800 meter persegi," katanya.
Lebih lanjut, Subur mengatakan saat metode Hazton baru diperkenalkan oleh BI Purwokerto, luas lahan sawah di Pegalongan yang dijadikan sebagai lokasi uji coba mencapai 10 hektare dan merupakan tanah kas desa (bengkok).
"Berhubung yang terlibat adalah buruh tani, ketika pendampingan yang dilakukan Bank Indonesia selesai, mereka (buruh tani, red.) sangat bergantung pada pemilik lahan yang kebanyakan lebih senang tanam secara konvensional," katanya.
Baca Juga: Hingga Malam Ini, Arus Balik di Ruas Ajibarang-Bumiayu Terpantau Ramai Lancar
Ia mengatakan banyak petani yang menilai penggunaan jajar legowo 2:1 terlalu lebar, sehingga mereka menyayangkan jika legowo-nya terlalu kosong.
Padahal dengan sistem jajar legowo, kata dia, sangat memudahkan perawatan terutama untuk menyiangi, penyemprotan, serta mengontrol posisi organisme pengganggu tanaman (OPT) yang ada di tengah sawah.
"Ini memudahkan sekali. Selain itu, tanaman padi yang letaknya dekat pematang, hasilnya pasti lebih bagus karena mendapatkan sinar matahari yang cukup, seperti halnya sistem jajar legowo 2:1 di mana legowo-nya itu memberikan cukup ruang untuk masuknya sinar matahari," katanya.
Subur mengakui biaya sewa lahan sawah saat sekarang tergolong mahal karena untuk sawah seluas 700 meter persegi sekitar Rp400 ribu per musim tanam, sehingga buruh tani tidak pernah memikirkan hasil melainkan hanya menumpang makan.
Dengan demikian, kata dia, orang yang tidak punya uang pasti tidak bisa sewa lahan, sehingga buruh tani tetap akan menjadi buruh tani karena tidak mampu untuk membayar sewa lahan.
"Kalaupun bisa sewa lahan, hasilnya tidak bisa untuk menutup uang sewa selama menggunakan metode tanam konvensional, sehingga diperkenalkan dengan metode Hazton agar hasil panen lebih banyak," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Transformasi Berkelanjutan, BRI Catat Kinerja Gemilang dan Dukung Program Prioritas Nasional 2025
-
Revolusi Anti-Rob: Jateng Gunakan Pompa Tenaga Surya, Hemat Biaya Operasional hingga Jutaan Rupiah
-
Waspada! Malam Tahun Baru di Jateng Selatan Diwarnai Hujan dan Gelombang Tinggi
-
BRI Blora Gelar Khitan Massal, Meriahkan HUT ke-130 dengan Bakti Sosial
-
Mobilio vs Ertiga Bekas di Bawah Rp150 Juta: 7 Pertimbangan Penting Sebelum Membeli