SuaraJawaTengah.id - Harga cabai terus di pasaran Jawa Tengah terus melambung. Hal itu tentu saja akan mengganggu daya beli masyarakat.
Data dari Tim Pengendali Inflasi Jawa Tengah harga cabai rawit merah di Kota Semarang tembus Rp80 ribu perkilogramnya.
Tak hanya di Kota Semarang, di Kota Surakarta harga cabai rawit merah bahkan di angka Rp83 ribu perkilogramnya.
Kenaikan harga tersebut terjadi dalam sepekan, di mana kisaran kenaikan mencapai Rp15 ribu hingga Rp20 ribu perkilogram.
Baca Juga: Makin Pedas! Harga Cabai Merah di Pekalongan Tembus Rp 60 Ribu Per Kilogram
Sejumlah pedagang mengeluhkan kanaikan harga cabai tersebut, seperti halnya Umi (60), pedagang di Pasar Sampangan Kota Semarang, Jawa Tengah.
Menurutnya, harga cabai di tingkat distributor sudah di angka Rp80 ribu perkilogram.
Kenaikan tersebut membuat Umi juga menaikkan harga cabai Rp90 ribu perkilogram untuk pelanggannya.
"Memang sekarang mahal, tapi mau bagaimana dari distributor sudah mahal. Mau tak mau saya juga menaikkan harga," katanya kepada SuaraJawaTengah.id, Selasa (07/06/22).
Mahalnya harga cabai, membuat Umi menjual 0,4 kilogram cabai dengan harga Rp25 ribu.
Baca Juga: Terpengaruh Musim Hujan, Harga Cabai Rawit dan Daging Rendang di Sleman Mulai Merangkak Naik
"Kalau ecer saya jual lebih mahal, namun jika beli 1 kilogram saya beri potongan," jelasnya.
Meroketnya harga cabai juga dikeluhkan masyarakat, khususnya para ibu rumah tangga.
"Ada yang jual Rp90 ribu, ada juga Rp100 ribu perkilogram. Untuk ibu rumah tangga sangat memberatkan," ujar Wahyuni (46) warga Gajahmungkur Kota Semarang Jawa Tengah.
"Pekan lalu Rp70 ribu, sekarang hampir Rp100 ribu perkilogram. Berat kalau untuk ibu rumah tangga," paparnya.
Melonjaknya harga cabai di Jawa Tengah, dikarenakan turunnya produksi di beberapa sentra pertanian cabai.
Di sentra pertanian cabai yang ada di Desa Ceklatakan, Kecamatan Polosari, Pemalang, Jawa Tengah misalnya.
Di desa tersebut terjadi penurunan produksi cabai mencapai 50 persen lebih, dari 50 ton perhari menjadi 10 hingga 20 ton perhari.
Penurunan tersebut dikarenakan cuaca buruk yang melanda Jawa Tengah beberapa pekan terakhir.
Selain cuaca buruk, mahalnya pupuk dan pestisida membuat para petani tak lagi menanam cabai.
Diterangkan Sutrisno, satu di antara petani cabai di Desa Ceklatakan, areal pertanian cabai mencapai 30 hektar, namun ditinggalkan separuhnya.
"Sekarang hanya 15 hektar yang ditanami cabai, sisanya digunakan untuk menanam kentang dan jeruk," jelasnya.
Kondisi tersebut diakui Sutrisno lantaran mahalnya biaya tanam, pupuk dan pestisida yang meningkat 100 persen.
"Dulu pupuk satu karung hanya Rp 50 ribu, sekarang bisa Rp 120 ribu. Banyak petani yang tidak kuat membeli pupuk untuk merawat cabai, karena tanaman cabai butuh banyak pupuk. Alhasil kualitas dan kuantitas cabai menurun, ditambah lagi banyak yang beralih menanam kentang dan jeruk," terangnya.
Ia menambahkan, harga cabai di tingkat petani sudah tinggi di angka Rp 35 ribu perkilogramnya.
"Pastinya di tingkat pembeli juga semakin tinggi. Kami berharap pemerintah memperhatikan kondisi ini, mahalnya pupuk dan pestisida harusnya dipikirkan," ucapnya.
Kontributor : Aninda Putri Kartika
Berita Terkait
-
Korupsi Meja Kursi SD, Wali Kota Semarang dan Suami Diciduk KPK
-
Dibui Bareng Suami Gegara Korupsi, Mbak Ita Raih Upeti Rp2,4 M dari Iuran Sukarela Pegawai Bapenda Semarang
-
Mbak Ita dan Suami Kompak Palak Proyek, Pengadaan Mobil Hias dan Festival Bunga Pemkot Semarang dari Duit Panas
-
Ditahan KPK, Ini Potret Mbak Ita dan Suami Pakai Rompi Oranye dan Tangan Diborgol
-
Kompak Tersangka, Walkot Semarang Mbak Ita dan Suami Resmi Ditahan KPK
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Tenang! Pasokan LPG 3 Kg di Pantura Jawa Tengah Stabil, Warga Tak Perlu Khawatir Jelang Lebaran
-
Dari Hobi Coklat Jadi Omzet Jutaan: Simak Kisah Inspiratif Cokelat Ndalem
-
Hujan Ringan Diprakirakan Guyur Semarang, Warga Diminta Waspada Cuaca Ekstrem
-
Daftar Kekayaan Ahmad Luthfi, Gubernur Jawa Tengah Terpilih Periode 2025-2030
-
Jelang Pelantikan Gubernur, Ahmad Luthfi: Tidur Cukup dan Pikiran Bahagia