Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 07 Juni 2022 | 16:07 WIB
Sejumlah massa dari Aliansi Solidaritas Untuk Wadas menggelar aksi tuntutan terhadap penambangan batu andesit di Desa Wadas dengan menyebar hasil bumi di bundaran Tugu Jogja, Selasa (22/3/2022). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membahas persoalan pangan di Indonesia. Menurutnya ketersediaa pasokan pangan dalam negeri merupakan persoalan harga diri bangsa.

“Persoalan makanan adalah persoalan harga diri bangsa,” tulisnya melalui Twitter pribadi @ganjarpranowo, Selasa (7/6.2022).

Menurutnya Indonesia sangat bisa untuk mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri.

“Sangat bisa! Ayo optimalkan seluruh potensi pangan dalam negeri,” ajaknya.

Baca Juga: Ingatkan Ganjar Pranowo Tak Terlalu Nafsu Jadi Presiden, Politikus PDIP: Petugas Partai Harus Tegak Lurus

Ia kemudian menyebutkan contoh pasokan bahan pangan yang dapat dioptimalkan potensinya.

“Sagu, jagung, sorgum, beras, singkong bahkan shirataki kita juga punya potensi besar,” sambungnya.

Ia berpendapat jika semua itu bisa dioptimalkan, Indonesia bahkan mampu menjadi lumbung pangan dunia.

“Kalau semua itu bisa kita optimalkan, negara kita ini akan jadi lumbung pangan dunia,” pungkasnya dalam utas.

Sontak, cuitan Gubernur Jateng itu mendapat beragam tanggapan dari warganet hingga menyentil persoalan tambang yang dikeluhkan warga Kendeng dan Wadas.

Baca Juga: Politikus PDIP Kembali Ingatkan Ganjar Pranowo; Jangan Terlalu Nafsu jadi Presiden

“Halah pak. Jateng itu kurangnya apa, sawah ada, tempat pariwisata banyak, kulinernya enak-enak, minyak punya dll, optimalkan saja dulu itu untuk membawa Jateng keluar dari kemiskinan. Jadi kalau mau ngomong soal bangsa Indonesia rasanya masih jauh pak,” tutur akun @ida***.

“Ngomong apa pak pak. Kendeng, wadas, batang, mana lagi? Seperti itu kok bicara mencukupi kebutuhan pangan sendiri. Mulut mu kok bicara reforma agraria sejati, redistribusi lahan coba. Berani atau tidak? Jangan cuma bicara tok,” kata akun @tan***.

“Maaf pak, saya mau menanyakan soal berita saudara yang ada di Wadas, bagaimana kelanjutannya, bagaimana penanganannya, bagaimana solusinya, ayo pak kasihan saudara yang ada di wadas, masak mau bertemu anda harus disambut kawat berduri,” ucap akun @Ada****.

“Kalau bicara swasembada pangan itu, mestinya 10-15 tahun yang lalu, bukan sekarang. Sebab hal itu tidak bisa didapatkan secara instan. Semestinya kalau untuk saat ini, kita seharusnya tinggal mengkampanyekan keberhasilan implementasi program yang lalu- lalu, bukan akan lagi dan akan lagi,” ujar akun @Tan** mengomentari unggahan Ganjar Pranowo.

Kontributor:  Sakti Chiyarul Umam

Load More