Budi Arista Romadhoni
Minggu, 12 Juni 2022 | 08:05 WIB
Jutaan Orang Telah Menginjakan Kaki di Candi Borobudur, Ini Sejarah Stupa Simbol Dinasti Syailendra
Ilustrasi Sejarah Candi Borobudur (Freepik)

"Tugas dan pencapaian Inggris adalah untuk membersihkan itu, menjadikan Borobudur sebagai monumen yang lebih bisa dijangkau dan ditemukan oleh masyarakat umum, tapi mereka bukan yang pertama menemukan kembali."

Restorasi perdana

Kondisi Borobudur usai terbitnya monografi Leemans tidak membaik, justru terancam runtuh. Situasi ini memunculkan usulan untuk menyelamatkannya.

Pada 1882, muncul usulan untuk menghancurkan candi tersebut dan memindahkan seluruh reliefnya ke museum. Tetapi pemerintah Hindia-Belanda saat itu menugaskan Roeneveld meneliti kondisi Candi Borobudur. Hasilnya ternyata menunjukkan bahwa kondisinya tidak seburuk yang dibayangkan.

Setelah itu, Ketua Masyarakat Arkeologi di Yogyakarta, JW Yzerman, menemukan bagian kaki candi dengan ukiran relief. Temuan itu memicu munculnya kesadaran bahwa diperlukan langkah nyata untuk melindungi Candi Borobudur.

Pemerintah kemudian membentuk komite khusus untuk menyusun rencana perlindungan fisik Candi Borobudur pada 1900. Kemudian pada 1905, pemerintah Belanda menyetujui proposal komite untuk mengalokasikan anggaran sebesar 48.800 gulden dan menunjuk Theodor van Erp untuk menjalankan proyek restorasi itu.

Van Erp memulai pekerjaannya pada Agustus 1907. Dia memulai dengan mengumpulkan batu-batu yang terpisah sebanyak mungkin, menggali di sekitar candi, hingga menemukan banyak ornamen.

Restorasi yang lebih besar pun dirasa diperlukan. Pada 1908, pemerintah Belanda menyetujui anggaran tambahan sebesar 34.600 gulden.

Pemugarannya meliputi pembenahan stupa induk dan stupa teras, pembenahan dinding-dinding lorong dan panggar langkan (Rupadhatu), serta pembenahan selasar dan rampung pada 1911.

Baca Juga: Sandiaga Uno Nyatakan Tunda Kenaikan Harga Tiket Candi Borobudur

Namun pemugaran pertama oleh Van Erp hanya membenahi dan meratakan lantai, belum menyentuh kemiringan dinding yang semakin lama membahayakan.

Dikutip dari hasil kajian Balai Konservasi Borobudur, kemiringan terjadi karena tanah dasarnya tidak stabil karena terlalu banyak infiltrasi air yang masuk.

Pemugaran kedua akhirnya dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dan UNESCO pada 1973 hingga 1983. Pada saat itu dilakukan pembongkaran total batu-batu pada bagian Rupadhatu sekaligus memasang struktur penguat sebagai dasar dinding lorong.

Kunjungan wisatawan membuat borobudur rusak?

Kondisi Candi Borobudur pada 1915, seusai proses pemugaran oleh Theodor van Erp. [BBC]

Sejak selesai dipugar pada 1983, ditambah dengan ditetapkannya Candi Borobudur sebagai situs warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 1991, kunjungan wisatawan terus meningkat.

Sejumlah studi dan kajian telah memperhitungkan tingkat keausan batu, yang faktor utama pemicunya ditenggarai akibat aktivitas manusia.

Load More