Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Minggu, 12 Juni 2022 | 08:05 WIB
Ilustrasi Sejarah Candi Borobudur (Freepik)

Muhammad Taufik dalam tesisnya yang diterbitkan pada 2005 memperkirakan bahwa keausan batu akan lebih cepat terjadi apabila pengunjung candi mencapai tiga juta orang per tahun. Laju keausannya bisa mencapai 0,1 hingga 0,32 sentimeter per tahun.

Sedangkan pengamatan Balai Konservasi Borobudur pada 2010 menunjukkan bahwa keausan tangga terjadi pada keempat sisi Candi Borobudur dengan rata-rata keausan sebesar 49,15%. Hal itu disebut "memprihatinkan".

Kajian yang dilakukan oleh Brahmantara, yang merupakan Kepala Kelompok Kerja Pemeliharaan Candi Balai Konservasi Borobudur, pada 2008 mengidentifikasi bahwa laju keausan tangga berbanding lurus dengan jumlah kunjungan orang.

Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia, Marsis Sutopo melalui pesan teks kepada BBC News Indonesia.

Baca Juga: Sandiaga Uno Nyatakan Tunda Kenaikan Harga Tiket Candi Borobudur

"Karena kalau untuk berjalan naik-turun kan pada posisi menahan dan tergesek oleh sepatu, sehingga [bagian tangga] yang paling potensial mengalami keausan," kata Marsis.

Selain itu, bagian relief dinding juga banyak yang rusak akibat perubahan cuaca seperti panas, hujan, angin, ditambah lagi usia Candi Borobudur yang semakin tua, sehingga membutuhkan perawatan khusus.

"Yang mengkhawatirkan itu kan pengunjungnya bertambah pesat dari waktu ke waktu dan bertambah secara signifikan melebihi carrying capacity secara keruangan," kata dia.

Penelitian yang dilakukan oleh Balai Konservasi Borobudur pada 2019 menunjukkan bahwa daya tampung bangunan candi dengan mempertimbangkan faktor pemulihan hanya sebanyak 128 orang. Sedangkan tanpa mempertimbangkan faktor pemulihan, daya tampungnya sebesar 1.391 orang.

Sedangkan data jumlah kunjungan selama beberapa tahun belakangan menunjukkan bahwa pengunjung candi melebihi daya tampungnya.

Baca Juga: Gubernur Ganjar Apresiasi Penundaan Kenaikan Harga Tiket Candi Borobudur oleh Pemerintah

Marsis mengatakan keausan dapat dicegah dengan membatasi jumlah pengunjung, menghindari pariwisata massal, serta mewajibkan pengunjung menggunakan alas kaki yang lunak sehingga tidak menggerus batu candi.

Load More