Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 27 Juni 2022 | 13:11 WIB
Ihwan (35) penderita disabilitas polio sejak lahir mengikuti pelatihan TIK yang diadakan SMK Telkom Purwokerto, Senin (27/6/2022). [Suara.com/Anang Firmansyah]

SuaraJawaTengah.id - Sebanyak dua puluh penderita disabilitas di wilayah Kabupaten Banyumas mengikuti pelatihan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang diadakan SMK Telkom Purwokerto bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia dan Yayasan Pendidikan Telkom, di SMK setempat Senin (27/6/2022).

Menurut ketua panitia acara ini, Desti Nurcahyani menjelaskan pelatihan tersebut bertujuan untuk membekali para penyandang disabilitas agar mereka mampu berkontribusi dan berkreasi dalam pelatihan TIK.

"Ini agar mereka bisa menunjukkan bahwa di era digital ini bukan hanya anak-anak yang sempurna, tapi dengan anak-anak dengan kebutuhan khusus bisa mampu menunjukkan bakat dan talenta yang bagus juga memberi bekal mereka di masa depan," katanya saat ditemui di lokasi pelatihan, Senin (27/6/2022).

Pelatihannya ada dua macam, yaitu konten kreator dan digital marketing. Untuk konten kreatornya akan dibekali ilmu disain grafis melalui aplikasi Canva. Kemudian setelah itu dilanjutkan dengan pelatihan keberlanjutan digital marketing.

Baca Juga: Inbis Permata Bunda Menjawab Akses Pekerjaan Bagi Penyandang Disabilitas di Kota Bontang

"Canva itu melatih anak-anak untuk mendesain. Bagaimana mereka membuat disain yang bagus dan layak untuk di publis. Setelah menjadi konten yang bagus mereka memasarkan dengan proses atau digital marketing yang bagus itu seperti apa," terangnya.

Ini merupakan penyelanggaraan pertama yang diadakan SMK Telkom Purwokerto. Namun jika SMK Telkom lainnya ada yang sebelumnya sudah pernah menyelenggarakan.

"Peserta yang hadir hari ini 19 orang. Kalau undangannya ada 20 orang. Tetapi satu berhalangan hadir. Kita ada dua sumber, yang pertama dari komunitas disabilitas Purwokerto dan yang kedua SMA LB Kuncup Mas," jelasnya.

Penderita disabilitasnya dari berbagai macam. Ada yang menderita polio, tunadaksa, serta tunarungu. Setelah acara ini, menurutnya akan ada penilaian khusus untuk diberikan reward bagi peserta yang dinilai memiliki karya paling bagus.

"Nanti tiga terbaik akan ada hadiah yang kami berikan. Nantinya dari pihak Kuncup Mas meminta pembinaan lebih lanjut. Karena dari animo anak-anaknya mereka lumayan disegarkan dengan pengetahuan TIK semacam ini. Jadi nanti ada guru ataupun siswa kita yang berbagi ke sekolah Kuncup Mas visit ke sana," tuturnya.

Baca Juga: Wisuda Siswa Disabilitas

Sementara itu, salah satu peserta pelatihan yang mengidap penyakit polio sejak lahir Ihwan Saiful Bahri Aziz (35), mengaku dirinya sangat antusias mengikuti pelatihan tersebut.

Meski harus duduk di atas kursi roda, warga Desa Menganti, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas ini nampak bersemangat dengan diantar ibunya karena tidak bisa beraktivitas secara normal seperti teman-temannya.

"Harapannya kepengin punya masa depan, agar tidak ketergantungan sama orang lain. Tapi kendalanya tangan saya agak kaku, jadi mohon bimbingannya," kata Ihwan dengan nada terbata efek penyakit polio yang diderita sejak lahir.

Sebenarnya Ihwan terlahir kembar. Namun saudaranya telah lebih dulu berpulang diusia dua tahun karena jatuh. Ia selama ini mengaku berdagang pulsa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Saya selama ini usahanya jualan pulsa tronik. Buka konter pulsa," terangnya.

Ibu Ihwan, Turminah (54) yang mendampingi dalam pelatihan tersebut berharap, kelak anak kedua dari enam bersaudara ini dapat mandiri dan meraih kesuksesan.

"Harapan saya kepengin anak punya masa depan, bisa mandiri, enggak ketergantungan sama orang tua dan orang lain. Saya penginnya punya masa depan yang sukses," jelasnya.

Dirinya sadar, perlu memberikan pendampingan dan bekal ilmu kepada anaknya agar bisa menatap masa depan secara mandiri. Pasalnya selama ini, Ihwan belum pernah merasakan pendidikan formal. 

"Soalnya saya kan enggak selamanya muda terus dan bisa mendampingi dia. Makanya pengin Ihwan maju bisa mandiri," tutupnya. 

Kontributor : Anang Firmansyah

Load More