Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 29 Juni 2022 | 06:54 WIB
Seorang Pendeta asal Distrik Hitadipa meninggal di Timika. Jenazahnya dikirim ke Bilogai, Sugapa menggunakan sepeda motor. [Twitter/@ArnoldBelau]

SuaraJawaTengah.id - Beredar unggahan foto seorang jenazah pendeta diantar menggunakan sepeda motor di Timika, Papua viral di media sosial.

Kabar tersebut salah satunya diketahui dari cuitan seorang warganet di akun twitter @ArnoldBelau, Selasa (28/06/2022).

Dalam cuitannya itu, warganet tersebut membagikan sebuah foto berisikan seorang jenazah pendeta yang hendak diantar Kampung Bilogai, Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya.

Karena ketidaan transportasi roda empat, jenazah pendeta itu terpaksa didudukan dan diikat menggunakan tali ban pada seseorang menggunakan sepeda motor.

Baca Juga: Anggota DPR: Delapan Bupati Sepakati Ibu Kota Provinsi Papua Tengah

"Seorang Pendeta asal Distrik Hitadipa meninggal di Timika. Jenazahnya dikirim ke Bilogai, Sugapa," kata warganet tersebut.

"Karena ketiadaan mobil ambulance dan kendaraan roda 4 yang bisa antar jenazah, maka seorang pemuda ikat jasad pendeta tersebut di belakang dia di atas motor layaknya orang hidup," sambungnya.

Lebih lanjut, warganet ini menceritakan bahwa pemandangan seperti itu bukan kali pertama terjadi di daerahnya.

"Kejadian sperti ini sudah sangat sering di sana. Karena kendaraan roda 4 terbatas. Kalau pun ada resikonya berat," tandasnya.

Sontak saja cuitan warganet itu mematik perhatian warganet lainnya di kolom komentar. Tak sedikit dari mereka yang prihatin melihat pemandangan tersebut.

Baca Juga: Ketika Para Perupa Muda Papua Menyuarakan Keresahan "Terbiasa Dibungkam"

"Turut berduka cita. Saya seorang muslimah tapi membaca berita ini saya merasa sedih," ujar akun @Ade5088**.

"Ah sedih banget lihatnya, semoga pak pendeta mendapatkan tempat baik di sisi Tuhan, dan org baik yang membawa jenazahnya mendapatkan berkah," tutur akun @mommy**.

"Sudah 2022, tapi sepertinya masih sama untuk papua. Kekayaan alamnya saja yang diambil, dieksploitasi. Tapi rakyatnya, fasilitasnya, diabaikan dan jauh dari kata layak atau maju. Mengsedih," imbuh akun @wedang**.

"Kesenjangan itu nyata. Jangankan di tanah papua. Di sulawesi saja yang lebih ke barat masih kesulitan. Akses listrik, sarana, bahkan jaringan telepon pun terbatas," sahut akun @yukcerita**.

"Melihat kondisi papua, alangkah baiknya IKN di pindah ke tanah papua agar pembangunan disana ada percepatan," timpal akun @Rezha**.

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

Load More