SuaraJawaTengah.id - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyatakan berdasarkan survei yang dilakukannya pada 16 hingga 24 Juni 2022, masyarakat menilai kondisi politik di Tanah Air pada Juni lebih baik dibandingkan April 2022.
"Pada bulan April waktu survei dirilis, mereka yang mengatakan kondisi politik nasional lebih buruk lebih banyak dibandingkan yang mengatakan kondisi politik nasional baik. Tapi, peta hari ini mengalami perbaikan, tren positif. Masyarakat lebih positif melihat kondisi politik pada bulan Juni," katanya Burhanudin dikutip dari ANTARA di Jakarta, Senin (12/7/2022).
Lebih lanjut, dia memaparkan berdasarkan hasil survei pada bulan April 2022, ditemukan 23 persen responden menilai kondisi politik nasional baik serta 31,7 persen responden lainnya menilai buruk, sedangkan pada bulan Juni 2022, jumlah responden yang menilai kondisi politik nasional baik meningkat hingga mencapai 31 persen dan hanya 19,2 persen yang menilai buruk.
Adapun 31 persen responden yang menilai kondisi politik nasional baik itu terdiri atas 1,2 persen responden yang memberikan nilai sangat baik dan 29,8 persen menilai baik.
Lalu, 41,5 persen responden lainnya menilai kondisi politik nasional sedang, 17,2 persen menilai buruk, 2 persen menilai sangat buruk, dan 8,3 persen mengaku tidak tahu atau tidak menjawab.
Menurut Burhanuddin, persepsi publik terhadap politik nasional itu berkorelasi dengan tingkat kepuasan mereka terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menjelaskan bahwa jika masyarakat merasa makin puas terhadap kinerja Presiden Jokowi, mereka pun menilai bahwa kondisi politik nasional kian baik.
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD selaku narasumber mengatakan penilaian atau respons publik memang tidak stabil. Mereka, kata dia, akan memberikan penilaian sesuai dengan perkembangan atau perubahan kinerja Pemerintah.
Dengan demikian, menurut Mahfud, penilaian masyarakat, seperti terhadap kondisi politik nasional yang sempat memburuk pada bulan April 2022, disebabkan kemunculan sejumlah isu, seperti penundaan pemilu dan wacana perpanjangan masa jabatan presiden.
Akan tetapi, lanjut dia, ketika pemerintah sudah merespons isu tersebut dengan langkah-langkah kebijakan yang menjanjikan, respons atau penilaian publik pun akan membaik, seperti yang terjadi pada bulan Juni ini.
Baca Juga: Survei Indikator: 57,3 Persen Pemilih Jokowi Tidak Setuju Pemilu 2024 Ditunda
"Pada bulan April itu kan hampir semuanya (penilaian dari masyarakat) turun karena ada usul penundaan pemilu, (jabatan) presiden tiga periode, dan persoalan minyak goreng. Presiden merespons dengan cepat mengatakan Pemilu 2024 tetap jalan," ucap Mahfud.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
BRIsat Jadi Pilar Transformasi Digital BRI dan Penguatan Ekosistem Keuangan Nasional
-
Terbanyak di Indonesia, Gubernur Ahmad Luthfi Serahkan SK Kepada 13 Ribu Orang PPPK Paruh Waktu
-
Anti Boncos! Ini Dia Deretan Mobil Bekas Rp100 Jutaan yang Minim Penyakit
-
BMKG: Semarang Bakal Diguyur Hujan Ringan Hari Ini, Waspada Cuaca di Kota Lain!
-
7 Keutamaan Membaca Surat Yasin yang Menggetarkan Hati, Lengkap dengan Terjemahannya