Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 14 Juli 2022 | 10:21 WIB
Praia Azzahra Rafisya Putri, siswi SMAN 1 Ungaran yang merupakan anak yatim akibat Covid-19. [Dok Pemprov Jateng]

SuaraJawaTengah.id - Pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat SMA/SMK Tahun Ajaran 2022/2023 menyisakan cerita haru dan semangat berpendidikan yang luar biasa.

Sebab, Pemerintah Provinsi Jateng pada tahun ini telah mengeluarkan kebijakan adanya anak yatim/piatu akibat Covid-19 mendapat kemudahan bisa diterima melalui jalur afirmasi.

Para anak yatim/piatu akibat Covid-19 merasa senang karena bisa diterima di sekolah favorit. Hal itu seolah menjadi oasis setelah ditinggal orang tua tercintanya. Seperti yang disampaikan Praia Azzahra Rafisya Putri, siswi SMAN 1 Ungaran.

"Diterima dari jalur afirmasi yatim/piatu. Saya cukup senang karena sekolah ini cukup populer di Kabupaten Semarang dan banyak siswanya berprestasi. Jadi, saya cukup senang bersekolah di sini," kata Praia di sekolahnya.

Baca Juga: Mengenal COVID-19 Varian BA.5 dari Keluarga Omicron, Cepat Menyebar Tapi Tidak Parah

Menurut dia, kemudahan bisa masuk ke SMAN 1 Ungaran dialaminya selama mengikuti proses PPDB, beberapa waktu lalu. Jalur afirmasi yatim/piatu akibat Covid-19 ini cukup membantu dirinya. Terlebih tempat tinggalnya juga tidak masuk zonasi. Sehingga dari jalur afirmasilah, dia bisa sekolah di satuan pendidikan favoritnya.

Senada, Noverin Zubayda Bourquin, siswa yatim asal Ungaran ini juga bersyukur bisa diterima di SMAN 1 Ungaran. Erin, sapaannya sangat senang bisa bersekolah di tempat tersebut.

"Sekolah ini terkenal bagus dan anaknya berpretasi. Saya sangat senang. Saya khawatir tidak bisa masuk. Ternyata, Alhamdulillah bisa masuk," ucapnya ditemui di rumahnya di Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat.

Sang ibunda Erin, Ana Fembriani, mengaku jalur afirmasi yatim/piatu karena Covid-19 amat membantu keluarga yang membutuhkan. "Melalui jalur afirmasi meninggal karena covid, kami sangat bersyukur sekali karena memang berniat sekali bisa ke sana. Bersyukur sangat senang sekali," ungkapnya.

Tak jauh beda juga disampaikan Lukman Najib Aldiansyah, siswa SMAN 2 Kota Semarang melalui jalur afirmasi yatim karena Covid-19. Dia tidak menyangka akan diterima di sekolah tersebut. Mengingat beratnya saingan untuk bisa masuk ke SMAN 2 Kota Semarang.

Baca Juga: WNI ke Luar Negeri Wajib Vaksinasi Booster, Masuk Indonesia Minimal Vaksin Dosis Kedua

"Kalau menyangkanya, ya tidak menyangka karena saingannya berat. Baik jalur prestasi dan zonasi. Tapi melalui jalur afirmasi, ini sangat membantu. Membantunya itu, kalau saya kan korban Covid, membantu bisa masuk ke SMA 2," jelas Aldi.

Ibundanya, Munafiah yang kini harus sendiri mendidik anak amat berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jateng yang memberikan jalur afirmasi.

"Saya bersyukur banget dan tertolong. SMAN 2 kan favorit. Alhamdulilah, tertolong sekali. Di luar dugaan, anak saya bisa ke sana," kata dia di rumahnya di Panda Utara, Kota Semarang.

Munafiah berharap, di tengah kondisi keluarga ditinggal kepala keluarga, dia berharap sekolah yang dimasuki anaknya bisa ramah anak, tidak ada aksi bully dan sejenisnya. Hilangnya sosok ayah, membuat si anak berharap lingkungan sekolah baru merupakan lingkungan yang baik.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Uswatun Hasanah mengatakan persentase jalur afirmasi siswa yatim/piatu atau yatim piatu korban Covid-19 sekitar 2 persen di PPDB 2022. Hal itu berdasarkan pada Juli 2021 saat marak varian delta, banyak dari orang tua calon peserta didik yang berpulang karena Covid-19.

"Kalau mereka tidak diberikan space atau persentase khusus maka kemungkinan besar mereka tidak sekolah. Jadi jalur afirmasi ini, salah satu tujuannya untuk mengurangi angka putus sekolah dan meningkatkan partisipasi anak sekolah menyukseskan wajib sekolah 12 tahun," terangnya.

Load More