Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 28 Juli 2022 | 12:07 WIB
Tangkapan layar emak-emak sebut sila dalam pancasila yang sala menjadi sorotan. [Twitter]

SuaraJawaTengah.id - Beredar unggahan video seorang emak-emak salah membacakan isi pancasila viral di media sosial.

Aksi menggelikan emak-emak tersebut diketahui dalam sebuah unggahan di akun twitter tokoh mudah Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen.

"Baru tahu sila ketiga itu Pengadilan Agama. Ada orang Brebes di sini?," tulis keterangan caption pria yang akrab disapa Gus Nadir.

Sementara itu, dalam video singkat tersebut memperlihatkan emak-emak tengah ditantang untuk membacakan pancasila oleh seorang wanita muda.

Baca Juga: Begini Cara Kerja Komplotan Penjahat yang Beraksi di ATM, Modus Pura-pura Bantu Korban

"Ya Pancasila satu," kata seorang wanita muda sembari mengulurkan sebuah mic.

"Ketuhanan yang maha esa," jawab emak-emak tersebut.

"Wah hebat. Keprok atuh keprok. Dua," sahut wanita muda itu.

"Kemanusiaan yang adil dan beradab," lanjut emak-emak tersebut.

Namun, saat memasuki sila ketiga sampai kelima. Emak-emak ini justru salah membacakan Pancasila tersebut.

Baca Juga: Emak-Emak Mulai Ikut Citayam Fashion Week, Netizen: Bu, Pengajian Aja Sana

Emak-emak itu terdengar mengatakan sila ketiga dengan bunyi pengadilan agama. Sedangkan sila keempat emak-emak itu menyebut kerakyatan yang dipimpin oleh lurah.

Pada sila kelima emak-emak kembali salah dan mengatakan kalau sila terakhir Pancasila itu pergi haji ke baitullah.

Sontak saja unggahan Gus Nadir itu sukses mematik perhatian warganet di kolom komentar. Sebagian besar dari mereka memberikan ragam tanggapan.

"Nah jujur ini bikin gue ngakak, mending ngetwit yang ginian aja bro daripada ngtwit ACT terus tapi bungkam masalah bendum yang buron,'' kata akun @Ezel**.

"Walaupun salah seneng ndegernya," ucap akun @Muhammad**.

"Hahaha kelima pergi haji," imbuh akun @Gane**.

"Kasian ibuknya, padahal itu ibu-ibupejabat yang bisikin. Jadi bahan ketawaan hehe," sahut akun @DVerdi**.

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

Load More