Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 05 Agustus 2022 | 14:25 WIB
Maskapai Wings Air jenis ATR 72-600 mendarat perdana di Bandara JB Soedirman Purbalingga dari Bandara Pondok Cabe Tangerang, Jumat (5/8/2022). [Suara.com/Anang Firmansyah]

SuaraJawaTengah.id - Maskapai Wings Air jenis ATR 72-600 secara resmi telah beroperasi dari Bandara Pondok Cabe Tangerang menuju Bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga PP per Jumat (5/8/2022).

Secara komersial Bandara JB Soedirman Purbalingga baru dioperasikan pada tahun ini setelah vakum cukup lama.

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi merasa bersyukur karena bandara telah beroperasi kembali. Hal ini mengingat kasus covid-19 yang sudah melandai.

"Melalui kesempatan kali ini, kami Pemkab Purbalingga sangat berbangga. Hari ini, hari yang kami tunggu. Seperti yang diketahui pada tahun 2021 bandara ini diresmikan oleh Bapak Presiden. Tapi tidak lama kemudian pandemi covid kembali melanda dan membuat minat masyarakat bepergian berkurang," katanya kepada wartawan di lokasi, Jumat (5/8/2022).

Baca Juga: Bandara Pondok Cabe Tangsel Layani Penerbangan Komersil Mulai 5 Agustus

Faktor yang membuat Bandara JB Soedirman vakum juga dikarenakan Bandara Halim Perdanakusuma tengah direvitalisasi untuk persiapan G20.

Sementara rute penerbangan yang sebelumnya oleh maskapai Citilink dari bandara tersebut.

Padahal sebelumnya, berdasarkan data penumpang, pada awal pembukaan bandara okupansinya cukup bagus. Mencapai 69-75 persen dari dan menuju Purbalingga.

"Seperti kita ketahui penerbangan sempat terhenti beberapa bulan karena bandara Halim Perdanakusuma tengah direvitalisasi untuk persiapan G20. Harapan kami sebenarnya saat momentum lebaran. Tapi kami sadar betul prosesnya sangat panjang," terangnya.

Pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah agar okupansi penumpang maskapai bisa maksimal. Tentunya untuk memajukan perekonomian baik dari sektor industri maupun pariwisata.

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Harus Terbang ke Purbalingga

"Yang pertama tentu saja sosialisasi secara masif. Nanti kita akan merekrut influenser untuk mempromosikan penerbangan dan tempat wisata," jelasnya.

Adapun langkah yang kedua, Tiwi akan mengagendakan event pariwisata yang terintegrasi dengan kabupaten tetangga melalui Bandara JB Soedirman untuk mengundang turis dari luar kota terutama Jakarta dan Surabaya.

"Kemudian yang ketiga kita akan membentuk market tapi butuh waktu. Kami dijajaran pemerintah menginstruksikan juga di jajaran OPD untuk bagaimana bisa bareng-bareng memanfaatkan ini, seperti ada perjalanan dinas ke Jakarta ya berangkatnya pakai pesawat," tuturnya.

Tiwi mengaku sudah memploting anggaran untuk perjalanan menggunakan pesawat jika ada kegiatan ke Jakarta. Namun ia tidak merinci jumlah anggaran tersebut.

"Anggarannya tersebar di beberapa OPD yang pasti masing-masing OPD sudah kita plot anggarannya kalau yang biasanya lewat darat pakai mobil lah ini kita tambahkan untuk menggunakan pesawat terbang," ungkapnya.

Selain itu, menurut Tiwi Jateng selatan mempunyai berbagai pilihan potensi pariwisata. Salah satu unggulannya di Kabupaten Banyumas terdapat Baturraden.

Lalu di Purbalingga ada Golaga dan Owabong. Kabupaten Banjarnegara ada wisata unggulan termasuk Dieng dan terakhir Kabupaten Cilacap juga memiliki pariwisata laut.

"Termasuk industri. Kita banyak perusahaan dalam negeri yang berinvestasi di Barlingmascakeb. Harapannya para pebisnis dari Jakarta bisa memanfaatkan ini," tutupnya.

Sementara itu, salah satu penumpang asal Purwokerto yang akan melakukan perjalanan ke Jakarta, Agus Nur Hadie mengaku sangat terbantu dengan pengoperasian kembali Bandara JB Soedirman.

"Bagi kami warga masyarakat Purwokerto sangat membantu sebagai salah satu alternatif perjalanan ke ibukota. Bagi kami yang sering undangan rapat atau kegiatan dinas ke Jakarta tentunya sebagai solusi karena tidak terlalu lama di perjalanan. Nanti malam sudah pulang lagi," ujarnya.

Agus membandingkan harga tiket yang ditawarkan dengan angkutan darat. Menurutnya tidak terlalu berbeda dengan angkutan transportasi kereta api yang membutuhkan waktu lebih lama.

"Apalagi kalau kereta api yang Luxury itu hampir sama harganya. Tapi untuk waktunya lebih efektif jauh. Harga tiket pesawatnya itu Rp 1,1 juta," katanya.

Ia berharap agar rute penerbangan lebih diperbanyak tidak hanya satu minggu sekali.

Namun pada saat weekday juga ada jadwal penerbangan agar saat ada agenda rapat di Jakarta ada pilihan menggunakan maskapai penerbangan.

Kontributor : Anang Firmansyah

Load More