SuaraJawaTengah.id - Dokter Spesialis Obstetrisian dan Ginekolog (Obgyn) dari Brawijaya Hospital Antasari dr. Mohammad Haekal, SpOG. menjelaskan bahwa nyeri pada saat haid tidak selalu disebabkan karena endometriosis.
"Yang perlu dimention pertama, nyeri haid itu nggak semua karena endometriosis. Cuma yang perlu kita perhatikan adalah nyeri yang seperti apa yang harus diwaspadai. Nyeri yang mengganggu aktivitas. Jika dia mengganggu aktivitas, ini perlu mendapatkan concern," kata Haekal dikutip dari ANTARA, Jumat (2/9/2022).
Endometriosis adalah gangguan pada sistem reproduksi wanita yang disebabkan jaringan dari lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rongga rahim.
Haekal juga menjelaskan bahwa nyeri sebelum haid juga merupakan hal yang tidak normal. Kondisi itu disebut dengan dismenore sekunder atau nyeri perut bagian bawah saat menstruasi disertai adanya kelainan tau penyakit pada panggul. Oleh sebab itu, kondisi ini juga perlu diwaspadai oleh para wanita.
Baca Juga: Siklus Haid Tak Teratur Disebabkan Penyakit Rahim dan Hormon, Dokter Sarankan Konsultasi
"Kalau satu dua hari sebelum darah haid keluar sudah terasa sakit, itu khas pada nyeri haid yang sekunder. Maksudnya yang ada penyebabnya. Dia biasanya munculnya sesaat sebelum haid, sebelum keluar darah nih, saat haid dan sesaat setelah haid. Dan itu nggak normal," jelasnya.
Jika mengalami nyeri haid, Haekal menyarankan untuk mengonsumsi obat haid. Dia juga menegaskan bahwa mengonsumsi obat anti nyeri saat haid tidak menyebabkan kecanduan. Karena itu, meminum obat anti nyeri juga dapat dilakukan sebagai pertolongan saat merasakan nyeri haid.
"Justru kalau ada nyeri, kita harus hilangkan nyerinya. Selain itu kita juga harus hilangkan penyebab nyerinya. Jadi kalau merasa nyeri haid, itu harus distop. Atau kalau tidak distop, nyerinya akan merubah komponen otak kita sehingga kita akan lebih mudah menerima nyeri. Batas toleransi nyerinya nanti akan berubah. Itu yang harus dihindari," tutupnya.
Terakhir, jika nyeri haid sudah mengganggu aktivitas dan tidak hilang setelah minum obat anti nyeri, Haekal menyarankan agar pasien dapat langsung mengunjungi dokter untuk dapat memeriksakan diri. Dengan demikian, pasien pun tidak akan mengalami keterlambatan diagnosis dan penanganan.
Baca Juga: Siklus Haid Tak Teratur, Dokter Sebut Bisa Dipengaruhi Penyakit Rahim dan Hormon
Berita Terkait
-
Haid Tidak Teratur? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya Secara Alami
-
7 Bahan Alami untuk Pelancar Haid yang Aman dan Berkhasiat
-
Penyebab Bau Tidak Sedap Saat Menstruasi, Wanita Wajib Tahu!
-
3 Tanda Haid Berbahaya dan Berisiko Tumor Rahim, Perempuan Harus Cek!
-
Rasa Sakitnya Sama! Ini Beda Nyeri Haid vs Usus Buntu
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Jelang Pencoblosan, PAN Jateng Dorong Pilkada Berlangsung Damai, Ini Alasannya
-
Ngerinya Tanjakan Silayur: Titik Kritis Kecelakaan yang Kini Jadi Prioritas Pemerintah Kota Semarang
-
Semarang Waspada Hujan dan Banjir Rob Akhir Pekan Ini, Ini Penjelasan BMKG
-
Wapres Gibran Dukung UMKM dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Semarang
-
Dari Tambakmulyo untuk Jateng: Mimpi Sanitasi Layak Menuju SDGs