SuaraJawaTengah.id - Tokoh muda Nahdlatul Ulama Nadirsyah Hosen turut angkat bicara mengenai tewasnya santri Gontor yang diduga jadi korban penganiayaan.
Pria yang akrab disapa Gus Nadir ini memberikan peringatan kepada seluruh lembaga pendidikan untuk tidak lagi memberikan hukuman fisik kepada murid-muridnya.
"Semua lembaga pendidikan pada jenjang apapun, sebaiknya tidak lagi mengenakan hukuman fisik dengan kekerasan," kata Gus Nadir melalui akun twitternya yang dikutip pada Rabu (7/9/2022).
Gus Nadir pun secara khusus meminta pihak Pondok Modern Darussalam Gontor untuk segera berbenah mengenai segala segala aturan maupun hukuman yang telah diberlakukan.
"Lembaga modern, wa bil khusus, sebaiknya meninggalkan cara-cara klasik semacam itu. Dan kalau ada korban, jangan ditutup-tutupi. Jangan sampai kena #SindromSambo," ungkapnya.
Pernyataan Gus Nadir itu mendapat dukungan dari beberapa warganet di kolom komentar.
"Bener Gus, zaman sekarang sulit untuk menutupi kasus seperti itu. Sudah jamannya canggihnya media sosial. Pasti terbongkar dan jadinya turun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut," ucap akun @Asyudi**.
"Jangan juga ada perpeloncoan," kata akun @aris**.
"Harus ada sosialisasi menyeluruh kepada semua pihak, upaya pencegahan jauh lebih penting dibandingkan penindakan," tutur akun @MI_24**.
Baca Juga: Olah TKP di Ponpes Gontor, Polisi: Ada 50 Adegan Prarekonstruksi
Sebelumnya diberitakan seorang santri meninggal dunia karena dugaan penganiayaan saat menempuh pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor 1 Pusat, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Pihak keluarga korban lantas mendesak aparat kepolisian setempat untuk memproses hukum dan mengusut tuntas kasus tersebut.
Kuasa Hukum keluarga korban Titis Rachmawati kepada wartawan di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa, mengatakan santri yang menjadi korban penganiayaan itu seorang remaja laki-laki berinsial AM (17 tahun), warga Kota Palembang, Sumatera Selatan, yang merupakan putra dari Ibu Soimah.
Titis menjelaskan, pihak keluarga mendesak kepolisian setempat memproses hukum kasus dugaan penganiayaan yang menimpa anaknya karena adanya sikap inkonsistensi dari pihak Pondok Pesantren Darussalam Gontor atas informasi yang disampaikan mengenai kematian AM.
Inkonsistensi tersebut dirasakan keluarga AM saat mendapatkan kabar siswa kelas 5i di Pondok Gontor itu meninggal dunia pada Senin, 22 Agustus 2022, sekitar pukul 10.20 WIB saat berkegiatan Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).
Dalam pernyataan resmi yang diterima keluarga berupa surat keterangan kematian dari Rumah Sakit Yasyfin Darussalam Gontor, Ponorogo, menerangkan bahwa AM meninggal dunia karena sakit.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Para Perantau Bangun Kampung Halaman
-
Geser Oleh-Oleh Jadul? Lapis Kukus Kekinian Ini Jadi Primadona Baru dari Semarang
-
10 Nasi Padang Paling Mantap di Semarang untuk Kulineran Akhir Pekan
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako bagi Masyarakat dalam Program BRI Menanam Grow & Green
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan