Sama seperti tahun 2021, tahun ini musim murah hujan. Dia mencontohkan beberapa desa di Borobudur yang biasanya kekeringan di musim kemarau, tahun ini tidak bergantung pada droping air.
"Sekarang windunya Sengoro. Kalau di tahun Je biasanya curah hujan tinggi. Otomatis selama siklus satu tahun itu banyak hujan. Tahun 2020 itu tahun Wawu. Larang hujan (susah hujan)."
Dalam penghitungan kalender Jawa, satu windu terdapat 8 tahun yang masing-masing memiliki nama sendiri: Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.
Siklus alam akan terulang 8 tahun sekali sesuai urut-urutan tahun tersebut. Tahun 2021 yang memiliki nama tahun Ehe misalnya, juga mengalami musim yang murah air.
Mbah Juni membaca perubahan musim menggunakan ilmu “ramalan” yang ditulis dalam serat Jawa kuno, Gatholoco. Serat sastra Gatholoco umum dibaca oleh masyarakat sekitaran Kedu dalam bentuk kesenian suluk.
Menurut Mbah Juni, Gatholoco seperti primbon. Berisi catatan ramalan yang bercerita tentang kehidupan manusia dari lahir hingga mati.
Selain siklus hidup manusia, Gatholoco juga memuat siklus perubahan alam. Pengetahuan soal pergantian musim didapat masyarakat Jawa kuno dari niteni (mengamati) gejala perubahan alam.
"Perubahan musim dalam serat Gatholoco itu sesuai pergeseran matahari. Misal bayangan waktu ashar itu berapa panjangnya. Ditulis dalam huruf Arab pegon. Tapi sekarang ditulis ulang dalam huruf latin agar mudah dipahami," kata Ahmad Solikan, pemuda Desa Giritengah yang mewarisi ilmu meramal musim menggunakan serat Gatholoco.
Mongso Perubahan Musim
Baca Juga: Terus Meningkat, Luas Tanam Kebun Sawit Swadaya di Kalbar Capai 534.767 Hektare
Melalui serta Gatholoco, warga Desa Giritengah mengenali 12 periode mongso (musim). Tiap-tiap musim menandai perubahan cuaca yang kemudian dijadikan patokan waktu mengolah lahan.
Satu tahun penanggalan Jawa memiliki 12 mongso, sama seperti jumlah bulan pada kalender masehi. Bedanya, jumlah hari pada tiap mongso ada yang 23 hari, 24 hari, 25 hari, dan 41 hari.
Mongso atau bulan pertama jatuh pada 22 Juni. Mereka menyebut bulan pertama ini sebagai mongso koso. Bulan kedua disebut mongso karo yang dimulai pada 2 Agustus.
"Setelah itu mongso ketelu tanggal 25 Agustus. Tanggal 18 September itu mongso kapat. Lalu 13 Oktober yang bertepatan dengan tanggal 1 mongso kelimo. Tanggal 9 November itu tanggal 1 kanem. Tanggal 22 Desember itu tanggal kepitu."
Kemudian tanggal 3 Februari yang bertepatan dengan tanggal 1 mongso kewolu. Tanggal 1 Maret itu tanggal 1 mongso kesongo. Serta tanggal 26 Maret yang menandai dimulainya hari pertama mongso kesepuluh.
Selanjutnya tanggal 19 April yang berarti telah memasuki mongso kesewelas, dan tanggal 12 Mei yang bertepatan dengan tanggal pertama mongso kedusto atau bulan ke 12.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota