Selain itu, ada juga pola makan. Misalnya dua jam sebelum beraktivitas fisik sudah tidak makan lagi, karena bila setelah makan langsung beraktivitas fisik, maka akan menyebabkan sesak napas.
Lalu selanjutnya adalah "terukur", yang artinya benar-benar masuk ke dalam zona latihan. Zona latihan bisa dilihat dari perhitungan denyut nadi yaitu 220 - umur x 60 - 80 persen. Bila masih dalam tahap baru berolahraga, ketika masuk zona latihan, maka harus didampingi oleh pelatih atau instruktur.
Terakhir adalah "teratur", artinya durasi latihan konsisten. Misalnya dalam seminggu ada tiga hingga lima kali sesi latihan dengan baik dan benar.
Setiap orang harus mempersiapkan diri untuk berolahraga minimal 30 menit setiap hari.
Sama seperti seorang karyawan yang bisa berolahraga sepulang kerja, seorang ibu bisa mencari waktu olahraga di siang atau sore hari setelah kesibukannya selesai, yang pasti dalam kondisi tenang. Olahraga juga bisa dengan kegiatan-kegiatan sederhana, seperti meremas bola atau jalan kaki dari stasiun saat ke kantor dengan kecepatan yang cukup kuat.
Namun, kita perlu memperhatikan juga bahwa tidak semua orang memiliki kebutuhan yang sama. Oleh sebab itu kita juga perlu mendapat arahan dari instruktur atau ahli.
Beraktivitas fisik bisa dilakukan sesuai dengan kesenangan dan kondisi atau kebutuhan tubuh. Contohnya, seseorang dengan arthritis tidak boleh berolahraga yang jenisnya menaruh beban di kaki atau lutut, seperti berlari. Solusinya, mereka bisa berolahraga dengan sepeda statis atau berenang.
Ada banyak jenis olahraga yang bisa disesuaikan dengan kondisi tubuh. Kebutuhan laki-laki dan perempuan juga berbeda, sehingga ada yang perlu dipertimbangkan untuk pemilihan jenis olahraga yaitu kondisi tingkat kebugaran dan kondisi individunya, lalu dilanjutkan dengan tipe olahraga mana yang direkomendasikan.
Kesehatan tidak bisa dititipkan, kita harus menjaga kesehatan mulai dari diri sendiri, mulai dari yang sederhana, dan mulai dari sekarang. Bukan hanya dari segi olahraga saja, kita juga harus memperhatikan asupan makanan, serta lingkungan, dan kebersihan.
Baca Juga: Hindari Politik Kantor! Mending Bangun Pertemanan Gaes
Karena percuma saja kita berolahraga saja tapi lingkungannya tidak sehat, kita tetap bisa tertular penyakit. Oleh sebab itu Kartini menekankan pentingnya bagi kita untuk harus menjaga kesehatan yang dimulai dari diri sendiri agar senantiasa sehat, bugar, produktif, dan mempersiapkan diri menuju usia produktif yang aktif dan usia lansia yang SMART, (Sehat, Mandiri, Aktif, dan Produktif).
Karena ketika di saat muda kita tidak memelihara kesehatan, maka kondisi tubuh akan semakin berat ketika memasuki usia yang lebih tua. [ANTARA]
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
BRI Dukung Pemberdayaan Difabel melalui Pelatihan dan Program Magang
-
SIG Bersama Semen Gresik Terima Kunjungan Puluhan Duta Minerba dari Kementerian ESDM
-
Diskon Avtur Pertamina: Angin Segar untuk Libur Nataru, Harga Tiket Pesawat Lebih Ramah di Kantong
-
Cari SUV Bekas Rp80 Jutaan? Ini 5 Pilihan Terbaik, Gagah dan Siap Diajak Touring!
-
Insan BRILiaN Region 10 Semarang Serahkan Bantuan Kemanusiaan untuk Bencana di Sumatera