Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 28 September 2022 | 13:58 WIB
Ratusan warga mengantre saat digelar operasi pasar murah di depan Pasar Pagi Kota Tegal, Rabu (28/9/2022). [Suara.com/F Firdaus]

SuaraJawaTengah.id - ‎Ratusan warga rela mengantre berjam-jam demi bisa mendapatkan sejumlah bahan pokok saat digelar operasi pasar murah di Kota Tegal, Rabu (28/9/2022). Bahkan, tak sedikit warga yang membawa anaknya yang masih balita.

Operasi pasar murah yang digelar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di depan Pasar Pagi Kota Tegal itu baru dimulai pukul 09.00 WIB. Namun‎ warga ‎banyak yang sudah mengantre beberapa jam sebelumnya.

Antrean warga pun ‎mengular hingga mencapai ratusan orang. Mereka rela berdiri berjam-jam di tengah mulai teriknya matahari. Mereka juga harus berdesak-desakan saat operasi pasar dimulai yang diawali dengan pengambilan kupon.

Padahal, terdapat sejumlah warga yang membawa dan menggendong anak yang masih balita. Anggota Satpol PP yang disiagakan pun harus berusaha keras menertibkan antrean.

Baca Juga: Tukar Sampah dengan Sembako Bandung Great Sale Serap 3 Ton Sampah

Salah satu warga yang mengantre‎, Puji Rahayu (38) mengaku sudah mengantre sejak pukul 07.00 WIB dengan membawa serta anaknya yang masih berumur dua tahun. "Di rumah tidak ada yang jaga, jadi anak saya bawa," ujarnya.

Puji mengaku rela mengantre agar bisa mendapatkan sembako dengan harga lebih murah daripada harga di warung.‎ Menurut dia, harga hampir semua sembako melonjak sejak ada kenaikan harga BBM. 

"Mau beli beras, gula, sama minyak. Di warung lagi mahal‎ semua karena harga BBM naik," ucap warga Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal itu.

Warga lainnya, Wiwit (48) mengutarakan hal senada.‎ Dia menyebut adanya operasi pasar murah bisa sedikit meringankan beban kenaikan harga BBM. 

"Mumpung harganya lebih murah jadi ikut antre dari jam 07.00. Kalau beli di warung mahal semua. Beras biasanya Rp9.000 per kilo, sekarang sampai Rp12.000 per kilo. Minyak goreng sekarang Rp12.500 per kilo dari biasanya Rp8.000," ungkapnya.

Baca Juga: Mahasiswa di Kota Kendari Dapat Sembako Dari Polisi

‎Warga Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur itu berharap tidak ada lagi kenaikan harga BBM dan harga kebutuhan pokok bisa kembali turun dan terus stabil. 

"Suami kerja serabutan. Saya cuma ibu rumah tangga. Kalau harga-harga naik ya berat," kata dia.

Sementara itu, operasi pasar murah ‎menyediakan beras, minyak goreng, dan gula pasir. Beras disediakan dengan harga Rp35.000 per 5 kg untuk beras jenis premium dan Rp30.000 per 5 kg untuk beras medium. Sedangkan minyak goreng dijual Rp8.000 per liter, serta gula pasir dijual dengan harga Rp8.500 dan Rp9.000 per kg.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tegal M Taufik Amrozy‎ mengatakan, operasi pasar murah digelar dalam rangka sinergi aksi gerakan pengendalian inflasi pangan. 

"Hari ini di Kota Tegal. Nanti kita siapkan kegiatan lanjutan dalam rangka pengendalian inflasi pangan," kata dia.

‎Menurut Taufik, inflasi di Kota Tegal secara tahunan mencapai 6,05. Angka ini merupakan yang tertinggi ketiga di Jawa Tengah setelah Solo dan Cilacap.

‎"Dengan kenaikan harga BBM, harga sembako juga ikut, terutama beras. Jadi perlu dilakukan upaya-upaya untuk meredam kenaikan harga-harga dan infasi ini. Salah satunya dengan operasi pasar‎," jelasnya.

Taufik menyebut operasi pasar murah di Kota Tegal yang melibatkan Bulog menyediakan 1.000 paket bahan pokok. Jumlah ini diharapkan mencukupi melihat tingginya animo warga.

‎"Mudah-mudahan mencukupi. Kalau kurang nanti bisa kita tambah. Ini juga nanti kita lakukan di titik-titik lain sampai akhir tahun ini, termasuk di daerah lain di eks Karesidenan Pekalongan," ujar dia.

Kontributor : F Firdaus

Load More