Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 30 September 2022 | 19:04 WIB
Nisan korban pembantaian G30 September di dalam hutan Plumbon, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, (30/9/2022). [Suara.com/Anin Kartika]

SuaraJawaTengah.id - Rimbunnya pohon jati seolah mengubur jejak peristiwa masa lalu, Hutan Plumbon terletak di batas Kota Semarang. 

Jauh dari gemerlap Kota Atlas, hutan Plumbon berada di Kecamatan Ngaliyan, Semarang menyimpan segudang kisah kelam bagi masyarakat sekitar.

Pasca pecahnya tragedi G30 September 1965 lalu, Hutan Plumbon menjadi makam massal bagi korban peristiwa G30S/PKI.

Lebih masuk ke dalam hutan Plumbon, terdapat nisan menyerupai plakat dengan sejumlah nama korban G30S yang dimakamkan yang telah memudar.

Baca Juga: Napak Tilas Lubang Buaya Cemetuk, Tempat PKI Mengeksekusi 62 Ansor di Banyuwangi

Aktivis kemanusiaan dan pegiat HAM, Yunantyo Adi mengungkapkan korban pembantaian G30S yang
dimakamkan tak hanya dari Kota Semarang. Namun

"Dulu kota Semarang melakukan pelebaran wilayah, Kawasan Hutan Plumbon masuk Kabupaten Kendal. Korban yang disemanyamkan di lokasi tersebut mayoritas juga dari Kendal," ungkap Yunantyo, Jumat (30/09/22).

Yunantyo menjelaskan, terdapat dua lubang yang dijadikan sebagai kuburan massal korban G30S, kuburan massal tersebut berupa  lubang yang menyerupai sumur.

"Ada dua lubang makam disana," katanya.

Ia mengungkapkan, dari sejumlah korban pembantaian G30  terdapat 8 nama tokoh yang dapat ditelusuri.  Namun, hanya ada dua nama yang cukup populer. 

Baca Juga: Diperingati 1 Oktober, Apa Perbedaan Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Lahir Pancasila?

"Ada delapan nama tapi yang paling populer hanya dua nama. Yang lainnya bisa dibilang pengurus ranting atau pengurus desa," jelasnya.

Load More