Operasi penangkapan orang-orang yang diduga tersangkut PKI, diawali dengan penggeledahan rumah oleh anggota ABRI. Pemeriksaan rumah-rumah biasanya dilakukan pada pagi buta setelah warga turun shalat Subuh.
“Setelah beberapa bulan kemudian ada pengeledehan senjata tajam dari aparat negara. ABRI waktu itu. Turun Subuh itu langsung masuk ke rumah-rumah.”
Targetnya adalah senjata tajam yang terutama disimpan oleh para tokoh yang diduga sebagai pentolan Barisan Tani, Pemuda Rakyat, atau Gerwani.
“Di sini ada seorang tokoh yang nanti akan dijadikan apa begitu. Dijadikan lurah bilamana itu (PKI) menang. Cuma sekilas pengertian saya seperti itu.”
Baca Juga: Cerita 137 Tahanan PKI Mempawah yang Diselimuti Wajah Ketakutan
Dari penggeledahan rumah, operasi pembersihan PKI meningkat menjadi penangkapan. Mereka yang diduga anggota organisasi underbow PKI didata dan digelandang ke kantor kecamatan untuk diinterogasi.
Selain diinterogasi mereka juga dihukum berendam di parit dalam di depan kantor Kecamatan Sawangan. Kantor kecamatan saat itu masih menumpang di rumah milik Harto Suandar, seorang tuan tanah di Dusun Ngaglik Atas.
“Di depan rumahnya itu kan ada selokan dalam. Orang-orang yang dijemput (dari desa-desa di Sawangan) itu dikungkum di situ. Malam hari.”
Sarmidi mengaku tidak mengetahui secara langsung saat orang-orang “beku” dari sejumlah desa itu digelandang untuk dihukum berendam di kantor kecamatan.
Rekaman kejadian itu didapatnya dari cerita getuk tular, mulut ke mulut para teman-temannya yang pernah melihat orang-orang dibawa ke kantor kecamatan.
Baca Juga: Digelar Malam Ini! Bupati Karanganyar Wajibkan Seluruh OPD Nonbar Film G30S/PKI
Selain tentara, penangkapan warga juga melibatkan personel Organisasi Perlawanan Rakyat (OPR). Sesekali Pemuda Marhaen yang bernaung dibawah PNI ikut dalam penggeledahan dan penangkapan orang-orang PKI.
Berita Terkait
-
Harga Tiket Masuk Candi Borobudur 2025, Lengkap dengan Cara Belinya Lewat Online!
-
3 Jalur Alternatif Mudik ke Magelang Tanpa Macet dari Semarang, Jogja dan Purwokerto
-
Subarkah Hadisarjana Ternyata Sosok di Balik Kesuksesan Film G 30 S/PKI
-
Koar-koar Efisiensi, Mendagri Tito Sebut Dana Retret Rp13 M Bentuk Investasi: Kalau Gak Efisien Kasihan Rakyat
-
Retret Magelang Dilaporkan ke KPK, Mendagri Tito soal PT Lembah Tidar: Kami Tak Peduli Siapa Pemiliknya, Terpenting...
Tag
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
THR Lebaran 2025 Jadi Mimpi Buruk: Ratusan Pekerja Jateng Gigit Jari, Sritex Terseret!
-
10 April 2025, Saatnya Pemegang Saham Dapat Dividen Rp31,4 Triliun dari BBRI
-
Mudik Lebaran 2025: Pertamax Jadi Andalan Pemudik, Konsumsi Naik 77 Persen
-
Jawa Tengah Ketiban Durian Runtuh! Gubernur Luthfi Gandeng DPR RI untuk Kucuran Dana Pusat
-
Perajin Mutiara Asal Lombok Go International, Bukti Komitmen BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Atas Karya Lokal