Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Minggu, 02 Oktober 2022 | 08:43 WIB
Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya Surabaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto]

SuaraJawaTengah.id - Peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang menyisakan duka yang mendalam. Sebanyuak 127 orang dinyatakan tewas dalam peristiwa tersebut.

Sanksi berat pun bisa menimpa klub Arema FC maupun pendukungnya Aremania. Selain itu Sanksi juga bisa diberikan FIFA untuk Indonesia.

Peristiwa tersebut mendapat sorotan oleh masyarakat Indonesia di media sosial. Hingga saat ini tragedi maut tersebut masih trending topic di twitter.

Tak sedikit memberikan komentar, soal sanksi FIFA yang akan diterima Indonesia, yaitu yang terberat adalah pembekuan kompetisi.

Baca Juga: Media Asing Top Dunia Sorot Tragedi Kanjuruhan, Media asal Amerika Sebut Kekerasan di Sepak Bola jadi Masalah Lama di Indonesia

"Kabar terakhir FIFA mengancam membekukan kompetisi di Indonesia selama 8 tahun, semoga ancaman itu benar terlaksana agar seluruh pelaku sepakbola di Indonesia bisa introspeksi dan berubah. Kita tak akan mati karena tak ada sepakbola, tapi kita bisa mati gara-gara nonton bola," tulis akun @RagilSempronk dikutip pada Minggu (2/10/2022).

Curhatan warganet soal kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang. [Twitter]

Hal itu tentu saja akan memberikan dampak besar terhadap generasi pemain sepakbola di Indonesia.

"8 tahun tanpa sepak bola? Berarti memutus 8 generasi bakat sepak bola indonesia?," tulis netizen.

Namun demikian, netizen tak sependapat dengan sanksi tersebut. Mereka menyebut disanksi seberat apa pun kerusuhan tetap berpotensi terjadi.

"Mau 100 Tahun juga gak ngaruh, selama harga tiket masih murah, yang nonton ya mayoritas yang SDM rendah, yah hobinya bikin rush, coba harga tiket Paing murah 200k, pasti yg biang onar gak bakalan nonton," tulis salah satu wargenet.

Baca Juga: Arema FC Terancam Tidak Bisa Jadi Tuan Rumah di Sisa Kompetisi BRI Liga 1 Buntut Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang

PSSI Hukum Arema FC

Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan menyampaikan duka cita mendalam atas insiden di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10).

Seperti diketahui, pertandigan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya yang berakhir 2-3 untuk tim tamu berakhir ricuh seusai laga. Ribuan suporter Arema FC turun ke lapangan meluapkan emosi karena timnya kalah.

"PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan. Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut. Untuk itu PSSI langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang," kata Iriawan dikutip dari laman resmi PSSI.

Iriawan menambahkan bahwa PSSI mendukung pihak kepolisian untuk menyelidiki kasus ini. Apalagi kejadian ini sangat mencoreng wajah sepak bola Indonesia.

"Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini," tukasnya.

Hingga saat ini, Ketum PSSI terus berkoordinasi dengan pihak internal PSSI dan eksternal dalam hal ini aparat penegak hukum dan panpel Arema FC.

Load More