SuaraJawaTengah.id - Epidemiolog lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dr Yudhi Wibowo mengingatkan pentingnya edukasi kepada masyarakat terkait dengan masa transisi pandemi menuju endemi, khususnya mengenai vaksinasi dosis ketiga atau penguat (booster).
"Saya kira upaya edukasi dan informasi dari pemerintah sudah cukup masif ya. Hanya saja, memang mungkin pemahaman di level masyarakat yang masih cukup banyak terpengaruh oleh berita hoaks," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (5/10/2022).
Dalam hal ini, kata dia, masyarakat yang seharusnya sudah mendapatkan vaksin dosis ketiga justru menyampaikan banyak alasan untuk menolak vaksin.
Ia mengaku sering bertemu masyarakat yang enggan divaksin dosis ketiga dengan alasan memiliki tekanan darah tinggi.
"Saat saya tanya berapa tekanan darahnya, dia bilang kalau di bawah 180. Padahal, kalau di bawah 180 itu masih bisa divaksin," katanya.
Selain darah tinggi, kata dia, ada juga masyarakat yang enggan divaksin dengan alasan memiliki riwayat penyakit kencing manis.
Ia mengatakan selama penyakit kencing manis itu masih terkontrol dan terkendali, masih boleh untuk mendapatkan vaksin COVID-19.
"Artinya, kan justru kelompok-kelompok ini yang harusnya memperoleh prioritas untuk mendapatkan vaksin, karena mereka kelompok-kelompok rentan yang harus dilindungi," kata Yudhi.
Oleh karena itu, kata dia, harus tetap ada edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya vaksinasi.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Segera Berakhir, Jokowi Khawatir Soal Pemulihan Ekonomi
Menurut dia, vaksin memang tidak mencegah transmisi penularan, tetapi bisa menurunkan angka kesakitan yang fatal, bahkan kematian.
"Itu yang harus dipahami oleh masyarakat," tegasnya.
Ia mengakui upaya yang dilakukan pemerintah sudah masif dan sekarang telah dikembalikan ke sistem yang berarti kewenangan ada di Kementerian Kesehatan.
Dengan demikian, kata dia, setiap Puskesmas akan bekerja sama dengan klinik-klinik swasta untuk menyediakan layanan vaksinasi bagi masyarakat yang seharusnya sudah mendapatkan vaksin penguat.
"Ada kendala memang. Saya mendapat informasi bahwa stok vaksin di beberapa Puskesmas saat ini kosong. Ini kan masalah distribusi vaksin, terutama kesiapan dan persiapan stock opname dari vaksin agak terlambat," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, ketersediaan vaksin harus benar-benar diperhatikan agar layanan vaksinasi di Puskesmas tidak sampai terhenti.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025