SuaraJawaTengah.id - Polarisasi masyarakat dengan narasi-narasi tertentu pada pemilihan umum (Pemilu) 2024 harus diantisipasi. Hal itu agar masyarakat tak terpecah seperti pengalaman pemilu sebelumnya.
Perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat atau para pemilih agar tidak terjadi perpecahan pada Pemilu 2024 mendatang.
Sistem monitoring percakapan di platform online berdasarkan big data Drone Emprit menyebutkan Generasi Z atau generasi yang lahir antara tahun 1995 sampai 2012 bisa menjadi peredam potensi polarisasi akibat narasi politik menjelang Pemilu 2024.
"Generasi Z ini tidak sepenuhnya menyepakati narasi-narasi yang diangkat oleh seniornya (Milenial dan Generasi X), kalau saya lihat lebih kritis terhadap informasi," kata Lead Analyst Drone Emprit Rizal Nova Mujahid dikutip dari ANTARA pada Jumat (28/10/2022).
Baca Juga: Dampingi Prabowo? Cak Imin Bisa Tersandung "Kardus Durian" dan Keluarga Gus Dur
Menurut Rizal, Generasi Z dengan usia antara 13 sampai 23 tahun dalam peta percakapan di media sosial cenderung tidak mengikuti narasi yang dibangun generasi milenial (25-34 tahun) dan generasi X (41-56 tahun) menjelang Pemilu 2024.
Berdasarkan pemantauan Drone Emprit selama tiga bulan terakhir tahun 2022, kata dia, perbincangan politik generasi milenial yang mendominasi medsos hingga kini belum mengarah pada adu gagasan atau program, melainkan masih bersifat menyerang pribadi tokoh dengan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) seperti saat Pilkada DKI 2017 dan Pemilu 2019.
Adapun tokoh yang paling dominan diperbincangkan, disebutkan Rizal, mengerucut pada tiga nama yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto.
"Enggak ada narasi yang lain, polanya masih sama, mengarah ke orangnya, serangan ke personal, dan bukan serangan kepada program," kata dia.
Dengan begitu, Rizal menilai pola narasi Generasi Milenial di medsos masih berpotensi memicu polarisasi atau pembelahan di masyarakat menjelang pemilu mendatang.
"Sebenarnya polarisasi bukan sudah terpetakan, tapi sudah terjadi. Kami melihat polarisasi sudah lama berjalan dan masih berjalan," ujarnya.
Karena itu, Generasi Z yang memiliki persentase pengguna medsos mencapai 8,2 persen (13-17 tahun) sampai 11,6 persen (18-24 tahun) dengan karakter yang kritis perlu terus diarahkan dan didorong untuk meredam polarisasi.
"Saya berharap banyak pada Generasi Z ini karena mereka terbiasa dengan gadget, terbiasa ngecek informasi yang ada, berbeda dengan Generasi Milenial," ujar Rizal.
Selain tidak mengikuti pola narasi yang dibangun para pendahulunya, kata dia lagi, platform medsos yang digunakan Generasi Z juga berbeda.
Jika Generasi Milenial dan Generasi X lebih banyak menggunakan Facebook, menurut dia, Generasi Z lebih dominan menggunakan instagram dan Tiktok sebagai medan percakapan baru.
Sementara itu, lanjut Rizal, Tiktok sebagai platform baru memiliki pertambahan pengguna sangat signifikan setiap bulan dengan konten-konten bertema politik yang tidak kalah banyak.
"Saya kira di 2024 itu akan ada 'medan perang' baru dan di medan 'perang baru' itu akan diisi oleh generasi yang lebih kritis terhadap informasi dan saya berharap kepada Generasi Z, agar politik di Indonesia ke depan menjadi politik yang lebih sehat narasi dan diskusinya," kata dia pula.
Berita Terkait
-
Efektifkah Penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada di Tahun yang Sama? Begini Kata Pengamat
-
Apatis atau Aktif? Menguak Peran Pemilih Muda dalam Pilkada
-
Sore Ini, Bawaslu Expose Kasus Politik Uang hingga soal OTT Pilkada Serentak!
-
Laporan Pelanggaran di Pilkada Serentak Tembus 2.420 Kasus, Begini Kata Bawaslu
-
CEK FAKTA: Beredar Hasil Exit Poll LSI Keluar Sebelum TPS Ditutup, Pram-Rano Raih 55,8%, Benarkah?
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
Terkini
-
Waspada! Semarang Berpotensi Hadapi Hujan Lebat dan Angin Kencang Selama Sepekan ke Depan
-
Akademisi UIN Walisongo Soroti Praktik Politik Uang dan Lemahnya Peran Bawaslu di Pilkada 2024
-
Misteri Tewasnya Siswa SMK di Semarang: Polisi Bongkar Makam untuk Ungkap Fakta!
-
Hasil Sementara Pilkada Kendal: Tika-Benny Unggul Signifikan, Ajak Rival Bersatu
-
UMKM Singorojo Bergeliat! Telkomsel Perluas Jaringan Internet di Daerah Terpencil