Tetapi, sebenarnya jamu segar dapat dibuat untuk tiga hari, asalkan disimpan dalam lemari es.
Selain jamu segar, ada juga dalam bentuk lain semisal jamu godogan yakni rebusan dari bahan-bahan herbal yang sudah dikeringkan. Jenis lainnya berupa seduhan, olesan, pil, tablet atau kapsul.
Jamu segar untuk yang dewasa dapat dicampur anggur jamu, kuning telur, madu ataupun produk jamu bungkusan asal tahu persis campuran yang dimasukkan sehingga tidak ada kandungan yang berlebihan.
Takaran
Inggrid mengatakan, untuk membuat ramuan herbal seseorang harus memiliki pengetahuan yang memadai mulai dari jamu yang akan dibuat hingga bahannya. Informasi dari Badan POM, Kementerian Kesehatan dan PDPOTJI dapat menjadi sumber referensi yang tepat.
Dari sisi takaran, herbal segar memiliki rentang keamanan yang luas, sama halnya saat mengonsumsi buah dan sayur. Saat jumlahnya berlebihan, maka dapat berefek samping semisal perut menjadi sakit dan diare.
Oleh karena itu, orang-orang disarankan menggunakan takaran misalnya dalam bentuk gram alih-alih sekadar menyebut semisal satu ruas jempol dan lainnya. Jahe contohnya. Bentuk jahe yang beragam terkadang menyulitkan orang menentukan ukuran satu ruas jempol.
"Kalau ukuran rumah tangga kadang-kadang masih boleh dengan takaran misalnya jempol. Tapi takaran jempol dari yang minum bukan dari yang bikin, menurut ilmu pengobatan tradisional," kata Inggrid.
Namun, takaran tak mesti presisi yang artinya sedikit lebih atau kurang tak akan mengurangi khasiat dan mempengaruhi keamanan. Misalnya dalam takaran tertulis 10 gram jahe, tetapi orang memasukkan 8-9 gram atau 11-12 gram, maka tidak menjadi masalah.
Masalah akan muncul bila takaran menjadi 100 gram untuk sekali minum pada beberapa orang yang sensitif pada kandungan shogaol dalam jahe. Efek yang dapat dirasakan seperti perut menjadi panas dan diare,
Sementara pada mereka yang tak memiliki sensitivitas terhadap shogaol atau kandungan di dalam jahe, maka konsumsi 100 gram jahe dikatakan aman.
Walau begitu, Inggrid mencatat, takaran pada bahan kering dan ekstrak harus presisi.
Dari sisi waktu minum, jamu segar dan jamu godogan umumnya disiapkan untuk 24 jam konsumsi. Orang-orang sebenarnya boleh menyiapkan untuk kebutuhhan tiga hari, dengan catatan botol yang digunakan sebagai wadah terbagi tiga. Selain itu, ramuan yang sudah disimpan dalam lemari es juga dapat dihangatkan saat akan diminum.
Inggrid lalu mengatakan, ramuan herbal dapat dikonsumsi setiap hari tanpa jeda mengingat pembuktian empirik menyatakan aman.
Dia menyarankan akan lebih ideal adanya variasi herbal yang dikonsumsi yang disesuaikan kebutuhan. Saat seseorang mengalami pegal misalnya, maka bisa meminum beras kencur selama tiga hari hingga sepekan, kemudian menggantinya dengan jamu puyang untuk mengatasi keluhan lain seperti nyeri otot.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Insan BRILiaN Region 10 Semarang Serahkan Bantuan Kemanusiaan untuk Bencana di Sumatera
-
Kiai Sepuh Cegah Perpecahan di Tubuh PBNU, Ma'ruf Amin: Proses Pemakzulan Tak Sesuai AD/ART
-
Klaim Sekarang! 4 Link DANA Kaget Awal Pekan, Raih Saldo hingga Rp99 Ribu!
-
10 Mobil Paling Irit BBM di Indonesia untuk Pengguna Perkotaan
-
Gunung Slamet Mulai Gundul, Warga Khawatir Banyumas Banjir Parah seperti Sumatera