"Masa kami yang warga di gunung sampai beli air galon untuk kebutuhan? Beberapa kali nyoba bikin sumur bor tapi kualitasnya sama, bau dan berasa," kata dia.
Ia menyebut, sejumlah mata air berubah rasa menjadi asin. Hal itu terjadi di beberapa daerah Dieng yang dekat dengan lokasi pengeboran.
Warga menduga, sumber mata air sudah tercemar limbah bahaya yang mengandung logam berat, arsenik atau lainnya akibat rembesan bahan berbahaya ke air tanah.
"Dari segi agama juga pengaruh. Air yang berubah sifat dari bau dan warna itu kan tidak bisa mensucikan (wudhu)," katanya.
Menyebut kata Dieng, tak lepas dari kekayaan alam, budaya dan keindahan pemandangan. Ada lagi yang menjadi ciri khas di sela pemandangan alam itu.
Ya, kepulan cerobong uap PLTP Dieng milik PT Geo Dipa Energi membumbung tinggi ke udara bak pegunungan sedang merokok bersama.
Tak hanya satu, beberapa cerobong tampak dari jalan raya jika sudah mendekati komplek Candi Arjuna yang menjadi tujuan andalan wisatawan.
"Seperti yang dilihat, banyak cerobong besi mengepul disini. Dari literasi ada efek samping dari cerobong besi itu bukan hanya karbon dioksida tapi hidrogen sulfida (H2S). Melihat kasus gas bocor Dieng tahun lalu yang mengakibatkan beberapa orang meninggal dan kritis itu juga hidrogen sulfida (H2S). Kami cemas," ungkapnya.
Sebagian besar rumah masyarakat Dieng saat ini masih menggunakan atap material seng. Warga mengeluhkan material atap seng makin hari makin cepat rusak.
Baca Juga: Pemerintah Berencana Bangun Pembangkit Geothermal dan Nuklir untuk Capai Target Net Zero Emission
"Dulu penggantian material seng dilakukan 2 tahun lebih. Nah sekarang tidak akan bertahan selama itu, paling setengah setengah tahun. Artinya udara yang kita hirup sudah tidak beres. Ini material besi saja rusak, apalagi yang dihirup manusia?," kata dia.
Kejanggalan lain juga tampak pada data kesehatan masyarakat di Dieng. Ia menyebut data stunting di daerahnya cukup tinggi.
"Padahal mayoritas masyarakat petani. Tapi di Dieng kulon Desa Bakal, Karangtengah itu data stunting tinggi. Agak aneh karena logikanya ketika butuh asupan vitamin tinggal ambil ke ladang. H2S ternyata bisa mempengaruhi metabolisme tubuh manusia. Itu dampak lain yang belum bisa dimengerti oleh semua masyarakat Dieng," jelasnya.
Potensi Energi Dieng
Dieng memang memiliki potensi panas bumi yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik.
Melihat potensi yang terpendam di pegunungan Dieng, tak heran jika PLTP Dieng 2 Geodipa Energi berenana melakukan pengeboran sebanyak 10 sumur baru di Desa Karang Tengah, Dieng kulon, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Libur Nataru Dijamin Irit! Pertamina Tebar Cashback BBM 20 Persen, Diskon Gas hingga Hotel
-
Genjot Ekonomi Baru, Ahmad Luthfi Minta Kabupaten dan Kota Perbanyak Forum Investasi
-
Memperkuat Inklusi Keuangan: AgenBRILink Hadirkan Kemudahan Akses Perbankan di Daerah Terluar
-
15 Tempat Wisata di Pemalang Terbaru Hits untuk Liburan Akhir Tahun
-
10 Wisata Semarang Ramah Anak Cocok untuk Libur Akhir Tahun 2025, Pertama Ada Saloka Theme Park