Scroll untuk membaca artikel
Siswanto
Senin, 21 November 2022 | 13:36 WIB
Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya ( Gerindra) Prabowo Subinato (kiri) bersama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (kanan) berjabat tangan usai mendaftarkan partainya masing-masing sebagai Calon Peserta Pemilu tahun 2024 di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Senin (8/8/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraJawaTengah.id - Partai Kebangkitan Bangsa mengancam akan membentuk komposisi baru jika Prabowo Subianto memilih berpasangan dengan Ganjar Pranowo di pemilihan presiden 2024.

"Saya bikin komposisi lain (jika Prabowo berduet dengan Ganjar)," kata Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar  di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Senin (21/11/2022).

PKB dan Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo merupakan mitra koalisi. Meskipun mereka telah berkoalisi, sejauh ini mereka belum menyepakati siapa yang akan diusung menjadi calon presiden dan calon wakil presiden.

Muhaimin belum menjelaskan lebih jauh mengenai komposisi baru yang akan dia bentuk jika Prabowo memilih pasangan lain, termasuk  apakah PKB akan keluar dari koalisi bersama Gerindra.

Baca Juga: Bawa-bawa Hasil Muktamar PKB, Cak Imin Tetap Ngotot Mau Jadi Capres

"Rahasia. Kita bikin komposisi baru," kata Muhaimin. "Kita lihat nanti."

Sampai sejauh ini, kedua partai belum menemukan titik temu mengenai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Partai Gerindra masih menginginkan Prabowo yang menjadi calon presiden, demikian pula PKB masih ngotot untuk mengusung Muhaimin.

Muhaimin mengatakan bahwa dia mendapatkan mandat dari muktamar PKB untuk menjadi calon presiden. "Bukan cawapres," kata dia.

Dia mengakui penentuan calon presiden menjadi salah satu alasan koalisi PKB dan Gerindra belum mengumumkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Baca Juga: Blak-blakan! Cak Imin Bongkar Masalah Koalisi PKB-Gerindra: Saya dan Prabowo Sama-sama Ngotot Jadi Capres

Tetapi kedua partai sepakat untuk terus berkomunikasi hingga mencapai titik temu.

"Ya pokoknya kita harus menentuka pilihan di momentum yang tepat dan diskusinya belum tuntas. Kita internal berdua belum sepakat untuk satu nama capres," kata Muhaimin. [rangkuman laporan Suara.com]

Load More