SuaraJawaTengah.id - Sebanyak 500 peserta Pabajja Samanera Sementara melakukan prosesi meditasi (dhutanga) dengan berjalan kaki dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur. Mengenalkan cara hidup Buddha kepada para remaja.
Pabajja Samanera Sementara diikuti para remaja yang berminat mempelajari jalan hidup Sang Buddha Gautama. Selama 10 hari mereka diajarkan mempraktikan kehidupan meninggalkan keduniawian.
"Hari ini adalah upacara tudong (mengenakan jubah biksu). Berjalan sambil bermeditasi merenungkan sifat-sifat luhur dari Sang Buddha Gautama. Dimulai dari Candi Mendut, Candi Pawon, sampai Candi Borobudur," kata Ketua Panitia Pabajja Samanera Sementara, Fatmawati, Sabtu (24/12/2022).
Pabajja Samanera diikuti oleh anak laki-laki yang dianggap sudah cukup usia sehingga secara fisik dirasa mampu menjalani latihan sebagai Samanera. Latihan serupa untuk para remaja putri dinamakan Atthasilani.
Peserta Pabbajja Samanera wajib mencukur habis rambut, alis, kumis, dan jenggot. Mereka melepaskan pakaian umat awam dan menggantinya dengan jubah (tudong).
Ini dimaksudkan melepas unsur keduniawian, mengikuti cara hidup Sang Buddha Gautama. "Tudong bermakna sebagai anggota Sangha mengikuti jejak kaki Sang Buddha. Berjalan (melakukan napak tilas) dari Candi Mendut, Candi Pawon, hingga Candi Borobudur."
Fatmawati berharap peserta Pabajja Samanera Sementara yang diadakan 15-26 Desember 2022 mendapat pencerahan batin. Meningkatkan keyakinan terhadap Buddha, darma, dan Sangha.
"Mendapatkan pelajaran sebagai seorang murid Sang Buddha agar dapat merefleksikan sifat-sifat luhur dari Sang Buddha. Setelah mereka kembali ke kehidupan nyata sebagai seorang anak, menjadi anak yang berbakti."
Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Taman Wisata Candi (TWC), Hetty Herawati mengatakan acara Pabajja Samanera Sementara menjadi contoh toleransi antar umat beragama.
Baca Juga: Teroris Serang Candi Borobudur, Polda Jateng Turun Tangan Amankan Sandera
Sebelumnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Pariwisata, dan Kementrian BUMN sepakat mendukung Candi Borobudur sebagai destinasi yang memilik nilai spiritual.
Kesepakatan yang juga melibatkan Gubernur Jawa Tengah dan Yogyakarta itu menjadikan Candi Borobudur sebagai cagar budaya yang harus dijaga dalam kerangka konservasi.
"Ini salah satu dari sekian banyaknya inisiatif yang sebelumnya juga sudah diadakan. Acara full moon meditation yang rencananya akan menjadi acara reguler di Candi Borobudur kedepannya," kata Hetty Herawati.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Para Perantau Bangun Kampung Halaman
-
Geser Oleh-Oleh Jadul? Lapis Kukus Kekinian Ini Jadi Primadona Baru dari Semarang
-
10 Nasi Padang Paling Mantap di Semarang untuk Kulineran Akhir Pekan
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako bagi Masyarakat dalam Program BRI Menanam Grow & Green
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan