SuaraJawaTengah.id - Puluhan bocah di Kabupaten Batang menjadi korban sodomi yang dilakukan seorang guru rebana. Para korban diiming-imingi uang dan jajan.
Pelaku, yakni A Muslihudin atau AMH (28), warga Kelurahan Proyonanggan Utara, Kecamatan Batang, sudah ditangkap polisi setelah orang tua korban melaporkan perbuatan bejatnya.
Kapolres Batang AKBP M Irwan Susanto mengungkapkan, pengungkapan kasus tersebut berawal dari laporan orangtua korban yang ditindaklanjuti dengan penyelidikan dan pengumpulan bukti-bukti.
"Korban bercerita ke orangtua masing-masing duburnya sakit. Keterangan korban, aksi dilakukan oleh seorang laki-laki. Penyidik kemudian mengamankan tersangka, memeriksa dan kami lakukan penahanan," kata Irwan di Mapolres Batang, Senin (9/1/2023).
Irwan menyebut jumlah korban mencapai 21 bocah dengan usia 5-13 tahun dan tinggal di satu kelurahan dengan pelaku. Kebanyakan dari mereka berasal dari komunitas pembelajaran rebana dan kegiatan mengaji.
"Tersangka setiap harinya jadi orang yang mengajari terkait dengan rebana atau terbangan. Sehingga kami konfirmasi yang bersangkutan bukan guru ngaji. Guru ngaji sekadarnya, tapi yang spesifik guru rebana," ujarnya.
Menurut Irwan, pelaku sudah melakukan perbuatannya sejak 2019. Para korban ada yang disodomi di tempat kos keluarga pelaku di wilayah Kecamatan Kandeman, Batang, rumah korban, dan ruangan tempat belajar rebana.
"Berdasarkan keterangan daru saksi korban, tersangka modusnya dengan cara mengiming-imingi diberi jajan, diajak jalan-jalan, dan diberi uang Rp20 ribu. Kemudian ada yang dipinjami HP untuk main game Pelaku selalu pakai HP untuk mengelabuhi kesadaran korban. Saat korban asyik dengan HP-nya, tersangka melakukan aksinya," jelasnya.
Irwan mengatakan, jumlah korban diduga kuat akan bertambah. Namun sejauh ini, baru 21 korban yang sudah dilakukan visum.
"Perlu digarisbawahi penambahan korban ini penyidik harus profesional dan didukung bukti-bukti," tandasnya.
Irwan menambahkan, pelaku diancam dengan Undang-undang Perlindungan Anak dan KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun dan 5 tahun penjara. Pelaku juga bisa dijerat dengan Perpu Nomor 1 Tahun 2016 dengan ancaman hukuman kebiri.
"Untuk para korban dilakukan pendampingan oleh tim psikolog. Pendampingan korban dari awal didukung LSM peduli anak, P2TP2 dan SDM tim psikologi Polda Jateng. Sehingga benar-benar korban merasa tenang dan lupa dengan kejadian,” ujarnya.
Sementara itu pelaku mengaku perbuatannya dilakukan pada siang dan malam hari. “Pertama saya bujuk pakai HP, jalan-jalan, uang, dan jajanan. Uang saya kasih Rp20 atau 10 ribu,” ujar pria yang belum berkeluarga itu.
Pelaku juga mengaku pernah menjadi korban sodomi saat masih kecil. “Pelakunya warga desa sebelah,” ujarnya.
Kontributor : F Firdaus
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025