SuaraJawaTengah.id - Delia Yuniar adalah seorang mahasiswa S-2 Binus Business School jurusan Business Management yang mengambil program MM Blended Learning. Alhasil, Delia bisa melanjutkan studi pascasarjana sambil mengurus usaha batiknya di saat yang bersamaan. Penasaran dengan perjalanan Delia dalam mengembangkan bisnis yang telah dimulainya sejak 2007 ini? Simak artikel ini sampai tuntas, ya!
Awali Bisnis Fashion dari Orang Tua
Seperti yang disebutkan di atas, Delia Yuniar telah terjun ke dunia bisnis fashion sejak tahun 2007, ketika orang tuanya membuka bisnis trend fashion di Bandung. Karena bisnis yang digeluti orang tuanya cenderung memasarkan fashion sesuai tren, barang yang dijual harus bisa mengikuti selera pasar saat itu dan laku terjual secepat mungkin.
Delia kemudian merasa bahwa bisnis ini tidak memiliki umur yang panjang. Pasalnya, stok barang harus bisa dijual secara cepat. Jika tidak, barang tersebut tak akan bisa laku pada tahun-tahun berikutnya. Inilah yang membuat Delia ingin meneruskan usaha orang tuanya di bidang fashion, tapi dengan jenis produk yang lebih timeless.
Rintis Usaha Batik Hingga Punya 2 Outlet
Perjalanan bisnis Delia bermula ketika dirinya membuka Batik Smile Semarang yang menjual produk batik dari berbagai daerah, seperti Solo, Yogyakarta, Pekalongan, Jepara, dan berbagai daerah lainnya. Berawal dari satu outlet di daerah Banyumanik, kini Delia bahkan sudah berhasil mendirikan satu outlet lagi di sekitar kawasan Kelenteng Sam Poo Kong, Semarang.
Pencapaian tersebut diperoleh Delia Yuniar sebagai buah dari usaha kerasnya dalam merintis bisnis batik ini. Di awal perjalanan bisnisnya, Delia mengatakan bahwa Batik Smile Semarang hanya menerima pesanan per satuan. Namun, kini timnya sudah mampu melayani pesanan seragam dalam porsi kecil maupun besar.
Hal ini tak lain juga dipengaruhi oleh pelayanan optimal yang selalu diberikan oleh Batik Smile Semarang. Delia mengaku bahwa ia dan seluruh karyawan selalu menerapkan prinsip 3S (Senyum, Salam, Sapa) terhadap customer. Ia juga selalu melakukan kegiatan sosial, baik untuk karyawan, tetangga sekitar toko, pelanggan, sampai ke panti asuhan setempat.
Hadapi Pandemi Covid-19 dengan Aksi Sosial
Baca Juga: European Union dan ASEAN Beri Beasiswa untuk Mahasiswa Binus University Lewat Program SHARE
Saat pandemi Covid-19 melanda dunia, usaha Batik Smile Semarang milik Delia Yuniar pun sempat tutup selama dua minggu. Namun, tidak lama kemudian, Delia bersama karyawan Batik Smile Semarang kembali bergeliat dengan menyalurkan APD gratis ke rumah sakit yang sudah menjadi langganannya dulu.
Aksi sosial tersebut lalu disambut dengan respons positif oleh pihak rumah sakit. Akhirnya, Delia pun mulai menerima lebih banyak pesanan APD dari berbagai tempat sehingga dirinya tak perlu memecat satu pun karyawan selama masa pandemi. Hingga kini, Delia sudah membawahi sekitar 12 karyawan dan 20 penjahit.
Pentingnya Adaptasi di Dunia Bisnis
Melihat keberhasilan Batik Smile Semarang saat menghadapi pandemi Covid-19, Delia mengerti betul pentingnya beradaptasi saat berkutat di dunia bisnis. Bahkan, saat dunia sudah mulai kembali normal, Delia tetap terus beradaptasi dan tidak berhenti belajar hal baru, termasuk dalam menggencarkan aktivitas digital marketing pada bisnisnya untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih luas serta memberikan kemudahan akses bagi pelanggannya.
Delia mengaku, kini dirinya sedang berusaha memaksimalkan online shop Batik Smile Semarang, khususnya di Shopee dan Instagram. Sebelumnya, Batik Smile Semarang juga sudah membuat e-katalog dan menggunakan Moka POS untuk sistem pembayarannya. Menurut Delia, mengikuti perkembangan zaman adalah salah satu modal penting dalam berbisnis karena itu artinya bisnisnya akan terus dianggap relevan oleh masyarakat, khususnya pelanggan.
Saat ini, Batik Smile Semarang sudah bisa menerima pesanan dalam jumlah besar dengan waktu pengerjaan selama 14 hari saja. Customer juga bisa langsung datang ke lokasi Batik Smile Semarang untuk pemilihan bahan dan model sebelum akhirnya dijahit. Di sisi lain, pelanggan juga bisa menukarkan produk asal masih dalam jangka waktu tujuh hari setelah pembelian dan setruk serta tag harga tidak hilang/copot.
Berita Terkait
-
Bangun Bisnis Clothing Line dengan Modal Minim Bisa Kok, karena Modal Utamanya Kreativitas dan Konsistensi
-
Marcell Siahaan Terjun ke Bisnis Fashion, Rilis Koleksi Lebaran Bareng Brand Lokal
-
Usung Budaya Indonesia, Naranaya Siap Bersaing Jadi Brand Fashion Lokal Favorit
-
Lilipop Rangkul Produk Lokal dengan Harga Murah Namun Berkualitas
-
Brand Lokal Makin Digemari, DW Shop Terus Kembangkan Model Simpel dan Kasual
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
- 5 Rekomendasi Mobil Tua Irit BBM, Ada yang Seharga Motor BeAT Bekas
Pilihan
-
Belum Sebulan Diluncurkan, Penjualan Toyota Veloz Hybrid Tembus 700 Unit
-
Kekayaan dan Gaji Endipat Wijaya, Anggota DPR Nyinyir Donasi Warga untuk Sumatra
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
-
7 Sepatu Lari Lokal untuk Mengatasi Cedera dan Pegal Kaki di Bawah 500 Ribu
-
Klaim Listrik di Aceh Pulih 93 Persen, PLN Minta Maaf: Kami Sampaikan Informasi Tidak Akurat!
Terkini
-
Ratusan PWNU-PCNU Kompak Ikuti Kiai Sepuh, Posisi Gus Yahya Menguat
-
AgenBRILink dan Kanal Digital Jadi Penggerak Inklusi Keuangan di Usia 130 Tahun BRI
-
10 Rekomendasi Hidden Gem Semarang, Cocok untuk Liburan Akhir Tahun
-
5 Fakta Penemuan Bayi yang Dibuang di Tempat Sampah di Puri Pati
-
Saldo DANA Kaget: Raih Kesempatan Rp129 Ribu dari 4 Link Spesial!