Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 18 April 2023 | 10:25 WIB
Ilustrasi stunting (skalekar1992/Pixabay)

SuaraJawaTengah.id - Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu dinilai sangat efektif untuk mnengatasi persoalan stunting di Jawa Tengah. Sebagai struktur terkecil dan terdepan dari pelayanan kesehatan pemerintah, posyandu bisa menjangkau masyarakat secara langsung.

Maka untuk itu, Pemprov Jateng  diminta menjadikan psoyandu sebagai garda terdepan penanganan stunting.

"Kekuatan utama Posyandu ada pada deteksi awal terkait dengan pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita yang dilakukan secara rutin. Sehingga bila ada masalah pada pertumbuhan anak di usia 0-23 bulan dapat segera terdeteksi. Maka perlu untuk menggalakkan kembali program psoyandu, yang menjangkau sampai ke tingkat rukun warga (RW). Dalam posyandu juga perlu ada gerakan bagi susu bagi balita," kata Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko dikutip dari keterangan tertulis pada Selasa (18/4/2023).

Seperti diketahui, stunting dapat dihindari sebelum anak berusia dua tahun (24 bulan). Pengisian kurva KMS yang dilakukan secara rutin oleh kader/petugas gizi/bidan di Posyandu dapat membantu mendeteksi bila ada kecurigaan ke arah stunting pada anak.

Baca Juga: Isu Pencalonan Ganjar Pranowo sebagai Capres PDI Perjuangan Picu Kegaduhan Internal Partai

Balita yang dideteksi mengalami gangguan pertumbuhan di posyandu, dapat segera ditindaklanjuti untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan puskesmas atau rumah sakit.

"Jika terdapat anak yang berpotensi stunting tentunya seluruh elemen posyandu mengadakan evaluasi untuk dicari faktor penyebab dan risiko," tegasnya.

Data Stunting

Analisis evaluasi juga dilakukan dengan kunjungan kader posyandu ke rumah untuk menilai faktor risikonya, salah satunya melihat kelayakan sanitasi.

"Saya kira posyandu juga dapat mencegah anak terkena berbagai faktor risiko stunting melalui program-program yang diselenggarakan. Beberapa program posyandu sebagai upaya pencegahan stunting adalah pemberian obat pencegahan, penanggulangan diare, sanitasi dasar, serta peningkatan gizi," tegasnya.

Baca Juga: Diprediksi Bakal Ada 1,6 Juta Pemudik, Telkomsel Lakukan Peningkatan Kapasitas Jaringan di Jateng dan DIY

Sebagai informasi, angka stunting Jateng pada 2022 secara menyeluruh turun 0,1 persen dari 2021 menjadi 20,8 persen. Namun di 20 kabupaten/kota mengalami kenaikan kasus stunting. Menurut hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting Jateng masih di bawah stunting nasional sebesar 21,6 persen.

Load More