SuaraJawaTengah.id - Polemik kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan pejabat Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah mengundang aksi unjuk rasa mahasiswa. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ajukan 8 tuntutan tentang Kekerasan Seksual (KS) untuk rektorat, Jumat (16/6/2023).
Kasus dugaan kekerasan seksual antar dosen belum selesai. Bahkan, terduga pelaku justru dilantik menjadi pejabat di salah satu Fakultas.
Presiden BEM Bagus Hadikusumah mengatakan, aksi kali ini pihaknya mengajukan 11 poin tuntutan kepada rektor untuk disetujui. Namun sayang, pihak rektor diwakili oleh wakil yang menemui para demonstran.
"Tertujunya sebetulnya kepada Rektor walaupun wakil rektor termasuk jajarannya, tapi yang paling kita incar adalah rektornya. Kita ada tuntutan 11, 8 itu masalah KS dan 3 itu tentang SE, itu tanda tangannya rektor. Makanya kita tunggu rektor, kita mau bikin kesepakatan bahwa Senin kita mau minta tanda tangan terkait tuntutan,"tegasnya, Jumat (16/6/2023).
Isi tuntutan BEM Unsoed diantaranya adalah rektorat menegakkan Permendikbud No 30 Tahun 2021, menandatangani surat rekomendasi maksimal dalam jangka waktu 7 hari dan memberhentikan sementara pelaku sesuai dengan pasal 42 Permendikbud No 30 Tahun 2021.
Rektor juga diminta untuk tidak pandang bulu terhadap pelaku kekerasan seksual dan menjamin keselamatan korban kekerasan seksual.
Ia menilai, pihak Unsoed lambat dalam menangani masalah kekerasan seksual. Bahkan, Bagus menyebut tak hanya satu kasus yang belum tertangani dengan baik.
"Memang yang paling besar saat ini adalah satu kasus, tapi ternyata ada banyak dan di beberapa fakultas ada,"ungkapnya.
Untuk itu, pihak BEM Unsoed tengah fokus dalam penegakkan hukum yang berlaku terhadap kasus pelecehan seksual. "Kita mau tegak lurus menyerang rektor dan mengingatkan rektor agar Permendikbud no 30 tahun 2021 yang harus ditegakkan jangan lambat dan abai,"tegasnya.
Baca Juga: Hadapi Tekanan Publik, Unsoed Siap Evaluasi Keputusan Terkait Kasus Dugaan Kekerasan Seksual
Dilokasi demo, Wakil rektor Bidang Mahasiswa dan Alumni Unsoed, Norman Arie Prayogo merespon, pihaknya menyatakan keseriusan dalam menangani kasus yang terjadi. Bahkan, pihaknya mengklaim sudah melaksanakan semua yang direkomendasikan oleh Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS).
"Komitmen sekali untuk menyelesaikan kasus pelecehan seksual, tidak ada satupun yang menjadi rekomendasi PPKS yang tidak dilaksanakan," kata dia.
Sementara terkait tudingan lambat menangani kasus, pihaknya butuh melengkapi informasi dan bukti.
"Kenapa lama? Pak Rektor setelah menerima laporan itu butuh melihat lagi buktinya sesuai apa tidak. Dipastikan juga ketika menerima saksi untuk berhati hati. Setiap sanksi yang dikeluarkan PPKS itu sama dan semua sudah dikeluarkan sanksi walaupun terkesan lama,"sebutnya.
Norman juga mengatakan, kini pihak rektorat masih harus melakukan pemeriksaan dan kordinasi ulang sebab ada bukti baru.
"Bertemu dengan satgas saling mengupdet segala info dan bukti dan akan kordionasi sekali lagi untuk statemen akhir. Apakah ini KS atau bukan KS dan apa kebijakan rektor yang diambil. Kalau ini KS. Tapi dengan bukti. Karena dapat bukti baru, seperti apa sanksi dan kebijakan rektor nantinya,"paparnya.
Norman menyebut, beberapa informasi dan bukti yang sebelumnya masih kurang kini sudah lengkap. Ia menargetkan pekan depan sudah muncul statemen resmi dari pihak rektor.
"Rekomendasi yang diajukan PPKS salah satunya masih ada yang kurang. Kemarin ketemu sudah melengkapi informasi itu. Rekomendasi tidak bisa disebutkan tapi dibutuhkan pemeriksaan yang kurang dan sekarang sudah komplit. harapan minggu depan keluar evaluasi yang kemudian keluar statemen resmi,"pungkasnya.
Kontributor : Citra Ningsih
Berita Terkait
-
Sosok Istri Kapolres Ngada yang Terjerat Dugaan Pelecehan Seksual Anak
-
Mengenal Child Grooming, Kekerasan Seksual Terhadap Anak yang Menyeret Aktor Kim Soo Hyun
-
Polisi Predator Anak: Kapolres Ngada Diduga Cabuli 3 Bocah, Video Disebar Online!
-
Taeil dan Dua Pelaku Lainnya Resmi Didakwa Kasus Dugaan Pelecehan Seksual
-
Kampus Tak Lagi Aman: Kekerasan Seksual Hingga Pembungkaman Kebebasan Akademik Meningkat
Tag
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Eliano Reijnders Gabung Timnas Indonesia, PEC Zwolle Tulis Kalimat Menyentuh
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
Pilihan
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
-
Sibuk Naturalisasi, Jordi Cruyff Beri Nasihat Membumi untuk PSSI
-
Tabel KUR BRI Terbaru, Pinjaman Rp1 Juta Hingga Rp500 Juta dan Bunganya
-
Setoran Pajak Anjlok 41 Persen di Tengah Kebutuhan Anggaran Jumbo Prabowo
Terkini
-
Berkat Program Speling, Banyak Penyakit Terdeteksi Secara Dini
-
BRI Peduli Bagikan 1.500 Paket Sembako untuk Warga Jatingaleh
-
Curhat Nelayan Cilacap ke Gubernur Ahmad Luthfi: Rebutan Solar hingga Masalah Tambak Udang
-
Pertamina Sabet BUMN Terbaik CSR Jateng: Ungguli Perusahaan Lain dalam Atasi Kemiskinan Ekstrem!
-
Di Tengah Isu Efisiensi, Astra Daihatsu Optimis Capai Target Penjualan di Jateng