Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 01 Juli 2023 | 07:19 WIB
Sosok presiden keempat Republik Indonesia (RI),  Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sangat diagungkan oleh masyarakat di Kampung Pecinan, Semarang [NU.or.id]

Saat itu menurut Ulin, Sinta Nuriyah cukup senang mendengar rencana tersebut. Terkait desain sincinya, Sinta Nuriyah menyerahkan sepenuhnya kepada sahabat dekat Gus Dur yakni KH. Mustofa Bisri alias Gus Mus.

"Kontak Gus Mus deh, dia yang tau seleranya Gus Dur," kata Ulin menirukan suara Sinta Nuriyah.

Pihak Rasa Dharma lantas langsung menghubungi Gus Mus. Benar saja, Gus Mus paham betul dengan selera sahabat karibnya tersebut. Gus Mus banyak memberi masukan soal desain Sinci Gus Dur yang akan diletakkan di meja altar Rasa Dharma tersebut.

"Gus Mus lebih suka desain atasnya mirip Masjid Agung Demak ketimbang bentuk kubah. Karena arsitektur Masjid Demak mengadung makna Iman, Islam dan Ihsan," ungkap Ulin.

"Setelah masalah perizinan dan desain clear. Sinci Gus Dur resmi diletakkan di altar Rasa Dharma tanggal 14 agustus 2014. Hanya ada di Semarang, mungkin satu-satunya di seluruh dunia," lanjutnya.

Menurut Ulin sejak diletakkan sinci Gus Dur, sempat ada perdebatan di antara pengurus Rasa Dharma soal hidangan yang disajikan di depan sinci. Rasanya tidak elok menyajikan daging babi di depan Sinci Gus Dur.

"Waktu itu kami sempat berpikir mau memisahkan meja yang ada Sinci Gus Dur dengan hidangan berbeda. Tapi Gus Dur ini kan tokoh anti deskriminasi. Kok kita malah deskriminasi. Akhirnya berdasarkan kesepakatan daging babi kita ganti dengan kambing," jelasnya.

Tiga tahun terakhir ini, Rasa Dharma juga rutin mengadakan kegiatan cengbeng atau istilah lainnya ziarah kubur ke makam Gus Dur di Jombang.

"Dua tahun lalu yang ikut hanya internal aja, tapi kemarin tanggal 24-25 kita buka buat umum. Astusiasnya cukup besar, ada sekitar 40 orang yang ikut ziarah ke makam Gus Dur," tukas Ulin.

Baca Juga: Ini Daftar Tempat Salat Idul Adha 1444 H di Kota Semarang pada 28 Juni 2023

Kontributor: Ikhsan

Load More