SuaraJawaTengah.id - Sosok presiden keempat Republik Indonesia (RI), Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sangat diagungkan oleh masyarakat di Kampung Pecinan, Semarang.
Jika kamu bertandang ke Gedung Rasa Dharma yang terletak di Gang Pinggir Nomor 31, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Semarang Tengah, pasti kamu akan menemui sinci bertuliskan "Abdurrahman Wahid" yang diletakkan di meja altar berdampingan dengan leluhur Tionghoa.
Di tempat beribadatan umat Konghucu tersebut terpajang pula lukisan Gus Dur di sisi kiri meja altar. Bagi orang awam, melihat pemandangan seperti itu jelas akan bertanya-tanya. Mengapa sosok Gus Dur begitu diagungkan oleh masyarakat pecinan?
Bagi masyarakat pecinan, Gus Dur dipandang sebagai sosok yang berperan besar atas kebebasan dalam menjalankan beribadatan maupun budaya Tionghoa di Indonesia.
Sebelum Gus Dur menerbitkan Intruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2000 tentang etnis Tionghoa bebas menganut kepercayaan dan berekpresi merayakan tradisi maupun hari-hari besar. Kalangan Tionghoa di tanah air terpaksa sembunyi-sembunyi saat menjalankan peribadatan maupun marayakan hari raya Imlek.
"Padahal merayakan perayaan Imlek bukan tindakan terlarang. Konghucu juga bukan agama terlarang," ucap Humas Rasa Dharma, Ulin Nuha saat ditemui SuaraJawaTengah.id, Selasa (27/6/2023).
Jauh sebelum menjadi presiden, Gus Dur sangat dekat dengan orang-orang Tionghoa di Jombang. Bahkan Gus Dur tak mengindahkan aturan orde baru yang melarang segala aktivitas orang-orang Tionghoa.
"Semua orang pasti mengkonotasikan daerah Jombang itu identik dengan pesantren dan orang Islam. Istilah lainnya markas Nahdlatul Ulama," ungkap Ulin.
"Tapi yang orang nggak lihat sejak dulu itu toleransinya. Orang-orang Tionghoa disana diberi kebebesan dalam menjalankan semua peribadatan dan kebudayaan. Gus Durlah yang memberi jaminan dan sering membela kalangan minoritas," tambahnya.
Baca Juga: Ini Daftar Tempat Salat Idul Adha 1444 H di Kota Semarang pada 28 Juni 2023
Atas jasanya yang cukup konsisten menyuarakan hak-hak kalangan Tionghoa. Pada tahun 2004 silam Gus Dur dianugerai gelar "Bapak Tionghoa" oleh Perkumpulan Sosial Rasa Dharma di Klenteng Tay Kek Sie, Semarang.
"Gus Dur sangat konsisten agar kami (keturunan Tionghoa) tidak dibeda-bedakan. Dulu orang-orang Tionghoa malu mengakui kalau dirinya keturunan China. Sekarang ada pergeseran budaya, masyarakat Indonesia malah bangga kalau punya pacar chindo," kelakar Ulin.
Tercetusnya Sinci Gus Dur
Tahun 2012, ada seorang cendikiawan Bandung bernama Soegiri Suteja menyampaikan usulan kepada Harjanto Halim agar Gus Dur dibuatkan sebuah penghormatan atas jasa-jasanya kepada kalangan Tionghoa.
"Akhirnya tercetuslah pembuatan sinci. Kami juga sadar, setelah dikukuhkan jadi bapak kami. Gus Dur layak mendapatkan penghormatan lebih dari kami," tuturnya.
Namun proses pembuatan sinci Gus Dur butuh waktu yang cukup panjang. Pihaknya harus berkonsultasi dan meminta izin kepada istri Gus Dur, Sinta Nuriyah.
Berita Terkait
-
5 Km dari Kota Semarang! Ada Stadion Termegah di Jateng: Berstandar FIFA dan Telan Biaya Rp536 Miliar, Bisa Tebak?
-
Cuma 60 Km dari Kota Semarang, Wisata Pantai ini Cocok untuk Liburan Akhir Pekan : Ada Lumba-lumbanya !
-
100 Km dari Kota Semarang, Stadion di Jawa Tengah Ini Memiliki Standarisasi FIFA : Siap Jadi Vanue Piala Dunia U-17 ?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota