SuaraJawaTengah.id - Di ujung selatan Kota Semarang tepatnya di jalan Moedal, Kelurahan Sumurejo, Kecamatan Gunungpati berdiri bangunan kuno berusia ratusan tahun yang masih berdiri kokoh.
Bangunan berbentuk segi empat merupakan sumber mata air pipa pertama di Kota Lunpia. Kendati sumber mata air itu bertuliskan "Brongebouw Moedal". Tetapi warga sekitar sering menyebut Tuk Moedal.
Diatas tulisan "Brongebouw Moedal" tertera pula tahun berdiri 1911. Artinya bangunan yang didominasi cat warna putih dan hitam tersebut kini telah berusia 112 tahun.
Lokasi bangunan Tuk Moedal dikelilingi perbukitan. Tepat disisi utaranya terdapat sungai kecil. Jika kita mendekat ke bangunan itu, gumuruh suara air pun sangat terdengar keras.
"Dulu tanah Tuk Moedal milik Abdul Manan sesepuh warga sini," ucap seorang warga bernama Rozak, saat ditemui SuaraJawaTengah.id, Rabu (4/7/2023).
Berdasarkan cerita dari buyut-buyutnya, tanah milik Abdul Manan sempat jadi rebutan banyak pihak. Ketika Abdul Manan pergi haji, ada pihak yang berani mengurus penjualan tanah Abdul Manan pada orang lain.
"Kalau orang pergi haji dulu kan lama ya, pak Abdul Manan nggak marah ketika tau tanahnya telah dijual carik setempat. Tapi beliau berpesan agar air Tuk Moedal harus dialirkan ke sawah dan masjid setempat," jelas Rozak.
Singkat cerita, tanah Tuk Moedal pun direbut paksa dan dikuasai oleh Belanda. Lanjutnya, Belanda langsung mendirikan bangunan dan memasang pipa-pipa besar untuk mengalirkan air ke Semarang bawah.
"Sumber air Tuk Moedal ini sejak dulu jadi pemasok kebutuhan air di wilayah-wilayah Semarang bawah sampai rumah sakit Kariadi," ucap Rozak.
Baca Juga: Langsung Tunjukan di Laga Perdana PSIS Semarang, Carlos Fortes Tak Ingin Jadi Pesakitan Lagi
Pasca Indonesia merdeka, menurut Rozak, Tuk Moedal kemudian diambil alih oleh Pemerintah Kota Semarang tahun 1950. Lalu sampai detik ini Tuk Moedal dikelola oleh PDAM Tirta Moedal.
"Bisa dibilang selama belasan tahun Tuk Moedal jadi sumber mata air yang menghidupi warga Semarang," celetuknya.
Setiap tanggal satu suro di dekat Tuk Moedal warga beserta pegawai PDAM sering mengadakan acara selamatan. Hal itu sebagai bentuk syukur mereka, karena wilayah Sumurejo diberi air yang melimpah.
"Tapi dua tahun terakhir ini acara selamatan udah nggak ada. Pegawai PDAM yang lama banyak dipindahkan ke daerah lain," ungkapnya.
Saksi Pertempuran Lima Hari Semarang
Menurut Rozak, air yang mengalir di Tuk Moedal sempat diisukan diracun Tentara Jepang dan jadi pemicu meletupya peristiwa lima hari di Semarang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
Terkini
-
5 Pilihan Rental Mobil di Semarang untuk Liburan Sekolah Akhir Tahun 2025
-
Libur Nataru Dijamin Irit! Pertamina Tebar Cashback BBM 20 Persen, Diskon Gas hingga Hotel
-
Genjot Ekonomi Baru, Ahmad Luthfi Minta Kabupaten dan Kota Perbanyak Forum Investasi
-
Memperkuat Inklusi Keuangan: AgenBRILink Hadirkan Kemudahan Akses Perbankan di Daerah Terluar
-
15 Tempat Wisata di Pemalang Terbaru Hits untuk Liburan Akhir Tahun